Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapu Florida, Illinois, Arizona, Biden Hampir Pasti Jadi Capres Demokrat

Kompas.com - 18/03/2020, 15:13 WIB
Ericssen,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

CHICAGO, KOMPAS.com – Joe Biden menunggu koronasi resmi sebagai calon presiden (capres) pilihan Partai Demokrat.

Keberhasilannya menyapu kemenangan mudah di tiga negara bagian, Florida, Illinois, dan Arizona, Selasa (17/03/2020) memastikan mantan Wakil Presiden Barack Obama ini hampir tidak terbendung lagi untuk memenangkan pemilihan pendahuluan (primary) Demokrat.

Di Florida, yang merupakan swing state terbesar, Biden unggul telak 40 poin dengan raihan 61.9% suara. Pesaing tunggalnya Senator Vermont Bernie Sanders hanya mampu meraup 22.8% suara.

Baca juga: Manajer Sidang Pemakzulan: Trump Menipu guna Menangi Pilpres AS 2020

Tidak kalah mengecewakan, di Illinois dan Arizona, Sanders kalah dua digit dengan selisih masing-masing 23 poin dan 12 poin.

Perhitungan delegasi menunjukan Biden saat ini unggul jauh dengan 1,147 delegasi. Sanders tertinggal jauh dengan 861 delegasi.

Diperlukan 1,991 delegasi untuk mengunci tiket capres Demokrat. Dengan 55% delegasi telah dialokasikan, hampir sangat tidak mungkin bagi Sanders untuk mengejar ketertinggalannya.

Baca juga: Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Bahkan jika jumlah delegasi yang tersisa dibagi rata antara kedua bakal capres ini, Sanders tidak akan dapat lagi mencapai angka 1,991 yang harus dimenangkannya.

Melihat sisa negara-negara bagian yang belum memilih, jalan senator berusia 78 tahun itu semakin terjal karena mayoritas memiliki demografi pemilih yang sangat bersahabat terhadap Biden.

Sejauh ini belum ada tanda-tanda Sanders berencana untuk menyudahi kampanyenya walau tekanan terhadapnya semakin tinggi.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Virus Corona Senjata Biologis AS | Bloomberg Mundur dari Pilpres AS

 

Biden serukan persatuan

Di dalam pidato kemenangan singkat dari kediamannya di Wilmington, Delaware, Biden menyerukan persatuan.

Menyadari bahwa dukungan pemilih muda terhadapnya masih sangat lemah, politisi kawakan ini menekankan pentingnya menyatukan Partai Demokrat.

“Saya mendengar kalian. Saya tahu apa yang harus kita lakukan. Tujuan kita sama yaitu menyatukan partai dan negara,” ujar Biden menyapa pemilih muda yang memang mayoritas memilih Sanders seperti dikutip The New York Times.

Baca juga: Gelontorkan Rp 7 Triliun, Bloomberg Mundur dari Pilpres AS Setelah Hasil Buruk Super Tuesday

Di saat bersamaan, suami Jill Biden ini juga mulai menampilkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang dapat dipercaya rakyat AS dibandingkan calon lawannya Presiden Donald Trump di tengah wabah virus corona yang sedang melanda.

“Kita akan melalui ini bersama,” tutur Biden. Di hari yang sama, Trump sendiri dipastikan menjadi capres Partai Republik setelah melewati angka 1,276 delegasi yang diperlukan.

Presiden berusia 73 tahun ini menyapu bersih seluruh negara bagian yang telah memilih dengan total kemenangan 93,73% dan telah mengumpulkan 1,400 delegasi.

Baca juga: Pete Buttigieg Mundur dari Pilpres AS

Pesaing terkuatnya, mantan Gubernur Massachusetts Bill Weld hanya meraih 2.18% suara dan 1 delegasi.

Adapun primary pilpres AS sudah mulai terganggu karena wabah corona yang melanda. Ohio yang seharusnya memilih bersama dengan Florida, Illinois, dan Arizona memutuskan memindahkan hari pemilihan ke 2 Juni.

Negara-negara bagian lain yang juga menggeser tanggal pemilihan adalah Georgia, Kentucky, Louisiana, dan Maryland.

Primary akan rehat hampir 2 pekan di mana wilayah berikutnya yang akan memilih adalah Puerto Rico pada 29 Maret.

Baca juga: Rusia Dikabarkan Bakal Ikut Campur Pilpres AS, Trump Marah Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com