LONDON, KOMPAS.com - Di tengah merebaknya virus corona di Eropa, Inggris termasuk negara yang jumlah kasusnya terendah. Seorang WNI menceritakan bagaimana Inggris menghadapi wabah mematikan ini.
Data dari Johns Hopkins University menyebutkan jumlah kasus infeksi Covid-19 di "Negeri Ratu Elizabeth" sampai Rabu (11/3/2020) sebanyak 382, dengan 18 pasien pulih dan 6 korban meninggal.
Saat dihubungi Kompas.com hari ini, Munawir Aziz selaku Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Inggris menguraikan langkah-langkah pemerintah Inggris menangani virus SARS-CoV-2.
Baca juga: PCINU Inggris Beri 4 Tips untuk Indonesia Tangani Virus Corona
"Yang saya tahu, pemerintah Inggris sangat aware dengan penangan virus corona ini."
"Sejak awal, sekitar Januari 2020 lalu, ketika penyebaran virus masih di China, pemerintah Inggris sudah memberlakukan peraturan ketat di bandara atau border imigrasi."
"Mereka yang bepergian dari China, harus melapor ke unit kesehatan terdekat (GP atau dokter), lalu disarankan istirahat atau bekerja dari rumah atau tidak keluar rumah selama 14 hari," terang pria yang menimba ilmu di Parkes Institute Southampton ini.
GP adalah singkatan General Practice, semacam klinik atau dokter umum di Inggris.
Di Inggris awalnya juga sempat terjadi kepanikan. Tapi, pemerintah Inggris bergerak cepat dengan informasi satu pintu via NHS (National Health Service), yang merupakan Departemen/Pelayanan Kesehatan Inggris.
Menurut Munawir, informasi di situ sangat akurat dan tercantum cara-cara teknis meminimalkan penyebaran virus.
Petunjuk untuk mengikuti kebijakan dari NHS pun telah diinfokan oleh KBRI London sebagai pemberitahuan untuk para WNI.
Baca juga: Menteri Kesehatan Inggris Positif Tertular Virus Corona
"Selain itu, melalui sekolah-sekolah dan kampus, ada informasi rutin real time dengan tujuan edukasi penanganan virus dengan teknis yang mudah dipahami."
"Anak-anak yang di Sekolah Dasar, sudah paham bagaimana cuci tangan sebelum masuk ruangan atau rumah, dan mereka peduli akan hal itu," imbuhnya.
Kemudian terkait kondisi para WNI di Inggris sejauh ini, Munawir menyatakan WNI di Inggris aman dan sehat, belum atau tidak ada laporan yang menunjukkan WNi di Inggris terinfeksi (virus) corona.
Munawir, yang tinggal di Inggris sejak Mei 2018, kemudian membandingkan situasi di Inggris dengan negara-negara Eropa lainnya yang terdampak virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini.
"Meski tren pasien yang terinfeksi (virus) corona cenderung naik di Inggris, tapi lebih aman dari negara-negara Eropa (lainnya)."
Contohnya Italia yang terparah dengan karantina yang harus diterapkan ke seluruh penjuru negeri.
Baca juga: Virus Corona bagi Sepak Bola Italia Sama Mematikannya dengan Dua Perang Dunia
"Negara Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, sejauh kabar dari teman-teman Indonesia yang bermukim di sana, juga menunjukkan eskalasi pasien (virus) corona."
"Namun pemerintah mereka bersiap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalisir korban," ucap pria yang tinggal di Southampton ini.
Kepada Kompas.com, ayah dua anak ini kemudian membagikan pengalamannya saat wabah virus corona mencapai negara yang mengklaim tempat kelahiran sepak bola itu.
"Ada kebijakan di beberapa supermarket untuk tidak memborong barang atau logistik dalam jumlah besar."
"Misal, tidak boleh membeli masker lebih dari lima buah. Atau, membeli barang-barang logistik untuk penggunaan jangka waktu persediaan yang lama."
"Orang-orang Inggris biasa belanja kebutuhan dapur untuk jangka waktu satu pekan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.