Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Tudingan Trump Tentang Kebijakan Laboratorium Obama

Kompas.com - 08/03/2020, 15:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi tudingan ke Barack Obama terkait kebijakan laboratorium yang menghambat kinerja penanganan virus corona.

Faktanya, kebijakan itu tidak pernah diterapkan dan baru sebatas rancangan pedoman dan belum disahkan.

"Pemerintahan Obama membuat kebijakan pengujian yang ternyata sangat merugikan apa yang kami lakukan."

"Dan kami mencabut kebijakan itu beberapa hari yang lalu, sehingga pengujian dapat dilakukan dengan cara yang jauh lebih akurat dan cepat" kata Trump dalam sambutan di pertemuan dengan para petinggi maskapai di Gedung Putih, Rabu (4/3/2020).

Trump tidak menjelaskan secara rinci kebijakan apa yang dibuat oleh Obama, tetapi besar kemungkinan merujuk ke Administrasi Makanan dan Obat-obatan atau Food and Drug Administration (FDA), untuk melakukan "pengawasan lebih" pada pengujian diagnostik.

Lambatnya AS menangani virus corona menjadi perhatian dunia, karena kalah cepat dibanding negara-negara lainnya.

Baca juga: AS Lambat Tangani Virus Corona, Trump Salahkan Obama

Menurut laporan New York Times, badan-badan kesehatan setempat mengeluhkan kurangnya tes virus corona menghambat kemampuan mereka mengidentifikasi pasien.

Pembatasan ketat tentang siapa yang akan dites oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), juga membuat beberapa pasien mengantre untuk mendapat hasil pemeriksaan.

Pembatasan itu akhirnya dicabut pada Selasa (3/3/2020).

"Kami ingin memastikan warga Amerika dapat menemui dokter mereka, pergi ke MedCheck atau CVS setempat, dan mendapat akses ke tes virus corona," ungkap Wakil Presiden AS Mike Pence, saat pertemuan di Gedung Putih dengan para eksekutif laboratorium, Rabu (4/3/2020).

Trump juga dinilai merujuk pada praktik yang membatasi kemampuan laboratorium yang dijalankan oleh negara, universitas, dan perusahaan swasta, untuk melakukan pemeriksaan medis yang tidak disetujui FDA.

Sabtu (7/3/2020) komisioner FDA, Stephen M. Hahn, telah mengizinkan lab-lab di AS untuk menggunakan tes yang telah mereka kembangkan secara independen.

Baca juga: Jika Terkena Corona saat Liburan, Siapa yang Bayar Biaya Karantina?

Laboratorium kemudian harus menyerahkan bukti keakuratan tes, sebelum FDA melengkapi ulasannya.

Lusinan laboratorium kini telah mengajukan permohonan persetujuan darurat berdasarkan keputusan tersebut.

Direktur CDC, Robert Redfield, mengatakan perubahan itu dengan cepat membuat tes lebih tersedia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com