Menurut ilmuwan, rata-rata tingkat penurunan tanahnya sekitar 1 sentimeter per tahun.
Sebuah studi pada 2016 menunjukkan bahwa tanah di Beijing telah mengalami penurunan sebanyak 10 sentimeter di beberapa area setiap tahunnya.
Para peneliti mengatakan, penyebab penurunan tanah itu karena penggunaan air tanah, seperti yang dialami di Jakarta dan Houston.
Di Beijing, meski bukan kota yang dekat dengan pantai, kota itu sangat bergantung pada air tanah sebagai sumber utama air mereka.
Air memang telah terakumulasi bertahun-tahun, tetapi ekstraksi telah mengeringkan tanah dan menyebabkannya menjadi padat menuju tenggelam.
Washington DC merupakan salah satu kota terpenting di AS, seperti Jakarta di Indonesia. Bedanya, penurunan tanah yang dialami Washington tidak berkaitan dengan pengambilan atau ekstraksi air tanah berlebihan atau kenaikan air laut.
Washington diprediksi akan tenggelam karena lembaran es yang berasal dari periode es atau zaman es.
Lapisan es setinggi satu mil mendorong daratan di bawah Chesapeake Bay ke atas. Ketika lapisan es mencair, ribuan tahun lalu, tanah kembali tenang.
Para peneliti saat ini percaya bahwa daerah itu secara bertahap akan tenggelam. Sebuah proses yang akan bertahan ribuan tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.