Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tidak Hanya Jakarta, Lima Kota Ini Juga Terancam Tenggelam

KOMPAS.com - Jakarta, sebagaimana dilansir dari World Economic Forum, merupakan salah satu kota di dunia yang bakal cepat tenggelam.

Namun, ternyata ada lima kota lain di negara berbeda yang juga terancam kondisi serupa. Apa sajakah lima kota itu?

Dilansir dari CNN, berikut ini daftar lima kota selain Jakarta yang diprediksi bakal cepat tenggelam.

1. Houston

Houston, salah satu kota populer di AS, sejauh ini mengalami penurunan tanah dalam beberapa dekade terakhir. Seperti Jakarta, ekstraksi air tanah berlebih menjadi permasalahan utamanya.

Sebagian wilayah distrik Harris, termasuk Houston, di dalamnya telah mengalami penurunan tanah antara 10 sampai 12 kaki (sekitar 3 meter) sejak 1920 berdasarkan data dari Geological Survey AS.

Wilayah itu terus mengalami penurunan sedalam 2 inci tiap tahun, angka yang cukup besar untuk diakumulasi.

Pejabat UU di AS telah berusaha mencari solusi terkait isu tersebut, seperti menciptakan tujuan khusus di distrik untuk meregulasi pengambilan air tanah pada 1975.

Namun, masalah itu tetap ada, apalagi dengan adanya kepemilikan pribadi akan sumur dan pemasok air terus menarik dari akuifer (lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air).

2. Lagos

Lagos merupakan kota yang berada di jajaran pantai Nigeria, Afrika. Separuh wilayahnya berada di daratan utama Afrika, sebagiannya berada di kepulauan. Ini merupakan kota populer juga di Afrika.

Secara geografis, Lagos berpotensi banjir. Bagian pesisir pantainya bahkan telah mengalami erosi. Sebagaimana air laut meningkat karena pemanasan global, semakin tinggi pula risiko yang dialami Lagos.

Pada sebuah studi tahun 2012 mengungkapkan, karena pesisir Nigeria yang rendah maka permukaan air laut meningkat antara 3-9 kaki (1-3 meter).

"Kita akan menghadapi dampak kerusakan dari aktivitas manusia di wilayah ini," demikian pernyataan studi tersebut.

Kajian lain juga mengungkap adanya peningkatan air laut global setinggi lebih dari 6 kaki atau sekitar 2 meter yang akan terjadi pada akhir abad ini.

3. New Orleans

Pada akhir 1930-an, hanya sepertiga dari wilayah New Orleans yang berada di bawah permukaan laut. Ketika badai Katrina melanda pada 2005, wilayah New Orleans yang terendam air laut semakin meluas.

Kota New Orleans yang berada di AS memang rentan terhadap kenaikan air laut karena kota itu dibangun di tanah yang longgar dan diposisikan sangat dekat dengan pantai.

Menurut ilmuwan, rata-rata tingkat penurunan tanahnya sekitar 1 sentimeter per tahun.

4. Beijing

Sebuah studi pada 2016 menunjukkan bahwa tanah di Beijing telah mengalami penurunan sebanyak 10 sentimeter di beberapa area setiap tahunnya.

Para peneliti mengatakan, penyebab penurunan tanah itu karena penggunaan air tanah, seperti yang dialami di Jakarta dan Houston.

Di Beijing, meski bukan kota yang dekat dengan pantai, kota itu sangat bergantung pada air tanah sebagai sumber utama air mereka.

Air memang telah terakumulasi bertahun-tahun, tetapi ekstraksi telah mengeringkan tanah dan menyebabkannya menjadi padat menuju tenggelam.

5. Washington

Washington DC merupakan salah satu kota terpenting di AS, seperti Jakarta di Indonesia. Bedanya, penurunan tanah yang dialami Washington tidak berkaitan dengan pengambilan atau ekstraksi air tanah berlebihan atau kenaikan air laut.

Washington diprediksi akan tenggelam karena lembaran es yang berasal dari periode es atau zaman es.

Lapisan es setinggi satu mil mendorong daratan di bawah Chesapeake Bay ke atas. Ketika lapisan es mencair, ribuan tahun lalu, tanah kembali tenang.

Para peneliti saat ini percaya bahwa daerah itu secara bertahap akan tenggelam. Sebuah proses yang akan bertahan ribuan tahun.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/06/150403570/tidak-hanya-jakarta-lima-kota-ini-juga-terancam-tenggelam

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke