Lalu, kenapa pasien bisa dinyatakan sembuh padahal hasilnya negatif?
Kemungkinannya, tes tersebut dilakukan dengan kurang tepat. Atau, sampel yang diambil disimpan dalam suhu di mana virus memburuk. Uji seka atau usap, atau juga "swab" ke tenggorokan juga dapat melewatkan virus yang bersembunyi di tempat lain di tubuh.
Untuk uji swab ini, Marc Lipsitch, pakar epidemiologi Harvard, mengatakan, "Tes virus akan positif jika jumlah virus cukup dan terseka dalam uji swab." Itu artinya, tes negatif bukan berarti tidak ada lagi virus pada orang itu.
Pada kasus seorang pasien wanita di Jepang yang kabarnya terinfeksi lagi juga dikomentari oleh dr Lipsitch.
Baca juga: Warga Italia Lawan Virus Corona dengan Makanan, Minuman, dan... Meme
Wanita itu terinfeksi pada akhir Januari 2020 dan pulih serta diperbolehkan pulang pada Sabtu (1/2/2020). Dia dinyatakan sakit lagi pada Rabu (5/2/2020) setelah mengeluhkan gejala sakit tenggorokan dan dada terasa berat.
"Hal itu terkesan seperti terinfeksi kembali, ya," ujar dr Lipsitch. "Padahal, kasus-kasus seperti itu belum dapat dipastikan (merupakan) gejala yang sama."
Satu kemungkinan yang perlu diwaspadai adalah virus corona juga punya dua fase infeksi: virus menetap menyebabkan gejala lain yang dikira masih sama dengan virus corona.
Pada pasien ebola, misalnya, virusnya masih ada selama berbulan-bulan melalui uji mata, bahkan setelah dinyatakan sembuh. Namun, pada kasus ebola dinyatakan masih bisa menular kepada yang lain.
Seorang pakar virologi bernama Angela Rasmussen dari Universitas Columbia juga menegaskan bahwa pasien sembuh ebola mungkin bisa terjangkit penyakit lain, seperti insomnia dan masalah-masalah neurologis.
Dia mengatakan, "Kami belum dapat memastikan apakah itu juga sama dengan kasus infeksi virus corona yang terulang." Dia mengaku belum memahami virusnya.
Virus corona masih disalahpahami secara umum, ungkap Rasmussen. Sebelum epidemi SARS melanda, virus corona belum diketahui sebagai masalah penyakit yang serius.
Beberapa ilmuwan juga mengatakan bahwa orang yang terinfeksi dengan virus corona kenyataannya mampu memproduksi antibodi (daya tahan tubuh) yang mampu melindungi mereka pada masa-masa mendatang.
Sebuah laporan yang datang tentang pasien sembuh virus corona ringan bahkan mengatakan bahwa sistem imun manusia akan muncul setelah sembuh selama lebih kurang tujuh hari.
Baca juga: Hasil Tes Virus Corona Paus Fransiskus Negatif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.