Polisi mengaitkan angka kematian yang tinggi ini sebagian karena jutaan orang pergi ke pantai saat liburan Pekan Suci.
Di Filipina yang merupakan negara mayoritas Katolik, libur Paskah secara tradisional diwarnai dengan jutaan orang meninggalkan ibu kota Manila untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Kolonel Jean Fajardo mengatakan, jumlah korban yang tinggi sebagian karena perjalanan pelampian setelah negara mencabut pembatasan mobilitas selama bertahun-tahun dalam menahan penyebaran virus corona.
"Orang-orang menjadi lebih bersemangat untuk pergi ke pantai dan resor," kata Fajardo kepada AFP.
Rincian korban jiwa belum diungkapkan, tetapi Fajardo menyebutkan bahwa para korban termasuk anak-anak yang tidak diawasi saat berenang, serta orang-orang yang ke pantai saat mabuk.
Fajardo turut mengemukakan, jumlah korban tewas kali ini tidak biasa dan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Resor dan pantai penuh sesak. Ini juga berkontribusi pada jumlah insiden tenggelam," tambahnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insiden tenggelam adalah penyebab utama ketiga dari cedera mematikan yang tidak disengaja di seluruh dunia, dengan perkiraan 236.000 kematian setiap tahunnya.
https://www.kompas.com/global/read/2023/04/10/183500370/72-orang-tewas-tenggelam-di-filipina-usai-long-weekend-paskah