WASHINGTON DC, KOMPAS.com - NASA memiliki misi ke Venus pada 2028 mendatang, setelah misi pertama pada 1989 silam, dengan menyiapkan anggaran 1 miliar dollar AS (Rp 14,3 triliun).
Melansir The Guardian pada Rabu (2/6/2021), misi kembali ke Venus itu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah planet layak huni.
Sejarah mencatat bahwa planet Venus adalah planet pertama di tata surya yang diyakini oleh para ilmuwan zaman dahulu sebagai planet layak huni.
Misi NASA itu diumumkan pada Rabu (2/6/2021) oleh kepala NASA Bill Nelson. Peluncuran misi itu ditargetkan untuk jangka waktu 2028-2030.
NASA menyiapkan anggaran 1 miliar dollar AS (Rp 14,3 triliun) dari dana ventura untuk misi eksplorasi Venus pertama setelah 1989.
Pesawat ruang angkasa Magellan yang dikirim ke atmosfer Venus telah terlupakan setelah menjalankan misi 5 tahun yang berakhir pada 1994.
Misi NASA ke Venus saat itu memberikan citra yang belum pernah dilihat sebelumnya, yaitu tentang permukaan kawah dan vulkanik planet Venus. Saat ini citra itu kembali dipelajari lebih lanjut oleh NASA.
"Mengejutkan betapa sedikit yang kita ketahui tentang Venus, tetapi gabungan dari hasil misi ini akan memberitahu kita tentang planet Venus dari awan di langit, gunung berapi di permukaannya sampai ke intinya," ujar Tom Wagner, kepala ilmuwan program penemuan NASA.
"Misi ini seperti kita telah menemukan kembali planet ini," imbuhnya.
Misi pertama yang akan dilakukan para astronot di Venus pada 2028 mendatang adalah penyelidikan atmosfer dalam Venus baik kandungan gas, unsur kimia, serta pencitraannya.
NASA menerangkan bahwa penyelidikan itu akan mengukur komposisi atmosfer planet Venus, untuk memahami bagaimana ia terbentuk, berevolusi, serta menentukan apakah planet itu pernah memiliki lautan.
Misi itu juga akan mengirim kembali gambar resolusi tinggi pertama dari fitur geologi Venus yang dikenal sebagai tesserae, yang diyakini para ilmuwan dahulu sebanding dengan benua di Bumi.
Misi ke Venus kedua ini disebut sebagai misi Veritas, yaitu Venus emisivitas, ilmu radio, InSAR, topografi dan spektroskopi.
Artinya, akan memetakan permukaan Venus untuk menentukan sejarah geologi planet dan memahami perbedaannya dengan Bumi.
Gambar elevasi permukaan akan memungkinkan pembuatan rekonstruksi 3D topografi dan memberikan petunjuk apakah aktivitas vulkanik masih berlangsung.
Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi NASA untuk sains, membanggakan misi ke Venus kedua sebagai upaya "untuk memahami bagaimana planet mirip Bumi bisa menjadi konservatori".
"Tujuan kami sangat berarti," ujar Zurbuchen.
"Ini bukan hanya memahami evolusi planet dan kelayakhunian tata surya, tetapi melampaui batas-batas penelitian NASA untuk mengeksplorasi planet," terangnya tentang misi NASA.
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/03/180344770/nasa-akan-kirim-misi-ke-venus-dengan-anggaran-rp-143-triliun