Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Penghuni Liar Paling Sukses di AS, 20 Tahun Mengakali Hukum untuk Tinggal Gratis di Rumah Bukan Miliknya

Guramrit Hanspal, dilaporkan hanya pernah mengangsur pembayaran hipotek satu kali, sebesar 1.602 dollar AS (RP 23 juta) sebelum gagal bayar.

Rumah seluas 2.081 kaki persegi itu sejatinya dia “beli” seharga 290.000 dollar AS (Rp 4,2 miliar) pada 1998.

Untuk menghindari penggusuran dari rumah di East Meadow - Long Island tersebut, pria 52 tahun itu telah mengajukan empat tuntutan hukum dan mengklaim bangkrut tujuh kali.

Sejauh ini, itu tipu dayanya berhasil.

Dua bank berbeda dan sebuah perusahaan real estat telah menyita rumah dengan tiga kamar tidur dan 2,5 kamar mandi sejak tahun 2000.

Tapi Hanspal tetap tinggal.

Menurut New York Post, Hanspal bukan satu-satunya penghuni rumah yang memanfaatkan aturan "tinggal otomatis" menurut Undang-undang Kebangkrutan AS.

Aturan tersebut memberikan penangguhan hukuman sementara, kepada debitur dari semua upaya penagihan, pelecehan, dan penyitaan jika dinyatakan bangkrut.

Setidaknya tiga orang lain mendaftarkan rumah di 2468 Kenmore St. sebagai alamat mereka. Itu dilakukan setelah mereka mengajukan kebangkrutan di pengadilan federal Brooklyn, dan memenangkan aturan "tinggal otomatis."

Tapi beda nasib dengan Hanspal, catatan pengadilan menunjukkan bahwa klaim mereka akhirnya ditolak.

“Ini benar-benar sekelompok orang yang lebih dari bersedia untuk menggunakan pengadilan dan menyalahgunakan pengadilan sejauh yang mereka butuhkan, untuk memperpanjang hunian ilegal mereka,” kata pengacara Jordan Katz, yang mewakili pemilik properti Diamond Ridge Partners saat ini.

Sejarah litigasi Hanspal "sangat panjang dan kotor," kata Katz.

Menurutnya, meskipun pernah melihat penghuni yang tinggal di rumah sitaan sebelumnya, "tidak ada yang pernah mendekati lama waktu tinggal seperti dilakukan Hanspal."

"Dia tidak menempati properti itu secara resmi. Itu adalah penghinaan," kata Katz.

Pada Mei 2000, Bank Washington Mutual berhasil menyita rumah tersebut, dan Hanspal "selamanya dilarang" dari klaim apa pun atas properti tersebut, menurut keputusan penyitaan.

Tapi Hanspal tidak pernah pergi. Pada Januari 2001, dia mengajukan klaim kebangkrutan pertamanya. Dia melanjutkan ke arsip lain pada November 2001, dua pada 2002 dan satu pada 2003.

Jika pengajuan kebangkrutan tidak berhasil, Hanspal pergi ke pengadilan negara bagian untuk meminta bantuan. Terkadang dia bertindak sebagai pengacara untuk dirinya sendiri, menurut perintah pengadilan pada Agustus 2005 dari Hakim Wilayah Nassau Burton S. Joseph.

Sementara itu, pada 2004, Hanspal mentransfer akta rumah tersebut kepada seorang teman, Rajender Pal. Padahal dia tidak memiliki hak hukum untuk melakukannya, menurut surat pengadilan.

Pal, kemudian menggunakan alamat rumah tersebut untuk mengajukan kebangkrutan pada 2005, dan mencegah penggusuran lagi.

Hakim Joseph pada 2005, mengancam sanksi kepada dua pelaku tersebut. Mereka dinyatakan telah berperilaku sembrono dan “memanfaatkan” sistem pengadilan dan kebangkrutan sebagai perisai. Dengan modus untuk keluar dari jeratan hutang.

Tapi kemudian pada 2008, bank Washington Mutual bangkrut, terdampak krisis finansial terbesar dalam sejarah Amerika. Asetnya akhirnya diambil alih oleh JP Morgan Chase.

Tapi otoritas bank baru itu, juga tidak dapat menggusur Hanspal, dan justru terkunci dalam litigasi dengannya selama bertahun-tahun.

Hanspal diketahui mengajukan setidaknya tiga tuntutan hukum terhadap JP Morgan Chase di Mahkamah Agung Nassau. Kedua belah pihak juga sedang dalam pertarungan hukum di pengadilan federal Brooklyn.

Hanspal mengklaim di surat pengadilan itu bahwa Chase melakukan "penipuan terang-terangan" pada 2010, dengan mencoba mengusirnya ketika tidak memiliki hak atas rumah yang layak, dan menuduh bank menahan dana "surplus" dari lelang properti sebelumnya.

Chase mengecam Hanspal karena "menyumbat berkas pengadilan" dengan klaim "yang sangat sembrono".

Pada Mei 2018, Chase menurunkan properti itu ke Diamond Ridge, yang menawarkan Hanspal 20.000 dollar AS (Rp 288 juta) untuk pergi. Tapi pria itu tidak mengambil kesepakatan itu, dan sebaliknya, mengajukan pailit lagi pada 2019 dan 2020.

Penghuni rumah lainnya, Boss Chawla, mengajukan kebangkrutan empat kali pada 2019, seperti yang dilakukan warga lain - yang diduga bernama John Smith - yang mengajukan satu kali.

"Sepertinya selalu ada penghuni baru yang muncul di saat-saat terakhir," kata pengacara Diamond Ridge, Katz. Tapi mereka kata dia, tidak pernah muncul di pengadilan.

Setidaknya satu hakim berpikir sudah waktunya Hanspal pergi.

"Sejarah kasus ini yang berlangsung selama sekitar 20 tahun harus segera berakhir," tulis Hakim Distrik Nassau Scott Fairgrieve dalam persidangan pengadilan perumahan pada Desember 2019.

Diamond Ridge telah menghabiskan 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar) untuk biaya hukum dan membayar 50.000 dollar AS (Rp 721 juta) pajak properti sejak membeli rumah, kata anggota Max Sold.

Dia menambahkan bahwa "sampai tulisan ini diterbitkan pada Selasa (4/5/2021), pihaknya masih belum melihat ada jalan akhir terlihat untuk kasus ini."

Katz mengatakan, pandemi ini dapat memberi Hanspal penangguhan hukuman lagi. Pasalnya, akibat Covid-19, pengadilan perumahan New York telah mencegah mereka mengejar upaya penggusuran.

Hanspal tidak membalas pesan. Seorang wanita yang menjawab bel di Kenmore Street dan mengidentifikasi dirinya sebagai penyewa mengatakan Hanspal tidak ada di rumah, yang menampilkan setidaknya tiga mobil tanpa pelat nomor di jalan masuk.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/05/125923270/kasus-penghuni-liar-paling-sukses-di-as-20-tahun-mengakali-hukum-untuk

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke