Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemilu AS: Mengapa Rakyat Amerika Menjadi Terpecah?

Amerika mungkin merupakan satu negara, tetapi pemilu presiden menunjukkan bahwa warga Amerika tampaknya hidup dalam dua realitas berbeda, tergantung pada preferensi politik mereka.

Dua warga yang ditemui VOA ini, Jeff dan Beth, mungkin dapat menggambarkan hal itu.

“Saya sangat muak. Saya tidak lagi mengenali negeri ini. Saya benar-benar tidak mengenalinya. Saya kira Donald Trump telah merusak negeri ini,” kata Jeff.

“Dalam pandangan saya Trump justru telah memulihkan perekonomian. Dana pensiun saya meningkat. Saya menghasilkan lebih banyak uang dan nilai saham saya melesat. Saya kini memiliki lebih banyak uang,” ujar Beth.

Jeff dan Beth menggambarkan perpecahan tajam di negara ini. Pakar politik di California Institute of Technology, Michael Alvarez mengatakan, “Kita terpecah secara partisan dan ideologi. Kita terpecah dalam banyak masalah, sosial dan ekonomi. Pandangan dan reaksi kita terhadap pandemi virus corona juga terpecah.”

Di malam penghitungan suara, tidak terjadi “gelombang dukungan pada Partai Demokrat” sebagaimana yang diharapkan partai itu.

Beberapa jajak pendapat menunjukkan Biden memimpin di Florida, salah satu negara bagian utama, yang ternyata justru dimenangkan oleh Trump.

Mengapa jajak-jajak pendapat ini kembali salah membuat perkiraan?

“Bisa jadi dalam masa pandemi ini ada begitu banyak asumsi yang dibuat tentang bagaimana menarget subyek yang disurvei, dan kemudian bagaimana mengkaji ulang data itu secara statistik, yang mungkin secara sistemtis salah,” lanjut Michael.

Ketika tim kampanye Biden memusatkan perhatian pada cara Trump mengatasi pandemi virus corona, persaingan ketat menunjukkan bahwa Demokrat muungkin telah salah menilai urgensi isu-isu lain bagi para pemilih yang mendukung Trump.

“Para pendukung Trump merasa tersisih. Mereka merasa seolah-olah telah kehilangan kesempatan. Saya kira ini adalah jenis ketidakpuasan yang benar-benar berhasil dimanfaatkan oleh Trump; dan menurut saya ini tidak berubah sejak tahun 2016, bahkan mungkin lebih buruk lagi.”

Pertarungan pilpres yang sengit juga menunjukkan perubahan demografi dan geografi politik di Amerika.

“Saya kira dukungan dari beragam segmen – yang sudah diperkirakan sebelumnya – seperti kelompok warga kulit hitam, bagi Partai Demokrat... bukan sesuatu yang dapat diharapkan Partai Demokrat. Saya kira mereka perlu bekerjasama untuk meraih suara warga Amerika keturunan Afika, Amerika-Latin dan Hispanik,” tambah Michael.

Tracy Hinson, yang berasal dari Delaware, mengatakan memilih Trump dalam pemilu presiden 3 November. “Saya tidak melihat antusiasme yang sangat besar bagi Biden. Maksudnya, saya tidak melihat hal itu,” ujar Tracy.

Pendukung Biden, Beth Jobs mengatakan ia menginginkan perubahan, tidak lagi terjebak pada perpecahan yang terjadi empat tahun belakang ini. “Saya berdoa demi pemulihan negara ini, bahwa kita dapat bekerja sama, duduk dan membahas hal ini, di mana semua pihak didengar suaranya.”

Presiden berikutnya harus menghadapi pandemi virus corona dan memburuknya kondisi perekonomian; sambil tentunya memimpin negara yang terpecah ini.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/06/162011170/pemilu-as-mengapa-rakyat-amerika-menjadi-terpecah

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke