Potongan ayam yang digunakan ada dua, yakni paha dan dada. Potongan ayam kampung ini diungkep dan dimarinasi di dapur luar.
Ayam ungkep kemudian ditaruh dapur luar, tepat di depan restoran Lambe Njontor Yogyakarta.
Pelanggan bisa melihat langsung pembuatan ayam bakar, dimulai dari diberi bumbu, bakar ayam, hingga sambal yang dituang di atasnya.
"Konsepnya live cooking biar pelanggan tahu dan bisa lihat langsung proses membuatnya," kata Rifky.
Berbeda dengan ayam yang disiapkan langsung di tempat, sambal ayam bakarnya justru dibuat khusus di dapur produksi khusus oleh si mbah alias nenek.
Bumbu dasar sambal akan disiapkan dalam jumlah banyak, lalu dicampur dengan cabai rawit di dapur si mbah.
Jadi, pelanggan cukup menunggu 10-15 menit untuk menikmati ayam bakar yang dipesannya.
Mayoritas karyawan Lambe Njontor Yogyakarta adalah mahasiswa yang bekerja paruh waktu, dibagi berdasarkan sif kerja dan kelas kuliahnya.
Rifky menuturkan, persiapan restoran ini juga cukup singkat sebelum resmi dibuka untuk umum.
"Kami riset dan pengembangan resep serta renovasi bangunan, hanya ada deadline selama tiga minggu," kata dia.
Meski demikian, Lambe Njontor Yogyakarta berhasil menggaet hati pelanggan selama satu bulan dibuka.
Promo beli lima gratis satu juga disiapkan di awal pembukaan resto. Cocok dinikmati oleh rekan kerja atau keluarga.
"Pertama kali kami grand opening itu ramai luar biasa, susah bergerak dan kami masih adaptasi pelayanannya," tutur Rifky.
Lambe Njontor Yogyakarta berencana menambah menu pelengkap, seperti sayuran dan lalap untuk teman makan ayam bakar.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram