Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abon Patin dan Kerupuk Tulang Ikan, Inovasi Bisnis Olahan Ikan di Padang

Kompas.com - 14/04/2022, 18:07 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masuknya pandemi Covid-19 ke Indonesia pada awalnya membuat kebanyakan pelaku usaha harus gulung tikar karena sepi pembeli.

Namun, lain halnya dengan Si Pujuk Farm, usaha ikan asap di Padang, yang mengalami peningkatan pendapatan saat pandemi.

Pemilik sekaligus pengelola Si Pujuk Farm Yose Rizal Anwar mengatakan bahwa pada saat pandemi mulai masuk ke Indonesia, ia mengalihkan kegiatan jual beli ke media sosial.  

Transaksi dengan konsumen masih bisa dilakukan seperti biasanya, bahkan omzet meningkat hingga 300 persen.

"Setelah saya analisa, ketika pandemi tahun pertama orang takut belanja ke luar rumah. Mereka masih punya tabungan, sehingga main aman dengan membeli produk secara online. Itu salah satu alasan penjualan jadi naik," kata Yose saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Jumat (8/4/2022).

Selain harga yang cukup terjangkau, ikan asap juga punya daya simpan yang lama. Sehingga bisa menjadi stok makanan konsumen di rumah.

Namun, Yose mengatakan keadaan ini hanya berlangsung pada tahun pertama, karena pada tahun kedua pandemi di Indonesia, konsumen banyak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan daya beli mereka cenderung menipis.

Baca juga:

Variasi abon dan kerupuk tulang ikan

Ilustrasi abon ikan dan kerupuk tulang ikan Si Pujuk Farm.Dok. Yose Rizal Anwar Ilustrasi abon ikan dan kerupuk tulang ikan Si Pujuk Farm.

Turunnya penjualan ikan asap membuat Yose mencari cara supaya konsumen masih tetap bisa membeli produk dengan harga yang lebih terjangkau.

Ia berinovasi memproduksi abon daging ikan patin dan kerupuk tulang ikan patin.

"Adanya inovasi ini membuat omzet tidak jadi turun, malah naik lagi," ujar Yose.

Abon produksi Si Pujuk Farm terbuat dari daging ikan patin berukuran besar. Sementara kerupuk tulang terbuat dari sisa tulang ikan patin asap.

Yose menyampaikan bahwa sebelum memutuskan memproduksi ikan asap, ia mau membuat filet ikan patin dan kerupuk kulit.

Namun, budi daya ikan patin untuk filet membutuhkan waktu sekitar delapan bulan dengan berat 900 gram. 

"Sambil menunggu perkembangan ikan patin untuk filet dan kerupuk kulit, kita buat dulu lah ikan asap, karena digemari oleh masyarakat Melayu. Sehingga sekarang yang diproduksi justru ikan asap, bukan ikan filet," ungkap Yose.

Budi daya ikan patin untuk diasapkan mempunyai beragam berat dan ukuran. Ukuran ikan patin untuk diasapkan tidak boleh terlalu kecil dan tidak boleh terlalu besar.

Semua bagian patin tidak ada yang bersisa. Patin ukuran sedang akan dijadikan ikan asap, sedangkan patin ukuran besar dijadikan abon. Tulang patin diolah menjadi kerupuk.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com