KOMPAS.com - Angkringan cukup banyak ditemukan di Yogyakarta dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Namun penyebut di tiap daerah bisa jadi berbeda.
Misalnya saja masyarakat Surakarta yang lebih mengenal angkringan dengan nama hik. Mulanya angkringan hanya menggunakan gerobak di pinggir jalan.
Namun seiring perkembangan waktu kini ada pula angkringan modern yang tempatnya pun lebih luas dan letaknya tak lagi di pinggir jalan.
Baca juga:
Hanya saja angkringan modern biasanya dikemas lebih kekinian untuk menaikkan nilai jualnya. Pengemasan tersebut bisa dari segi tempat maupun menunya.
"Sebenarnya konsep dasarnya sama. Ciri khas angkringan itu sebetulnya ada di minumannya yang berupa teh yang diracik, kemudian ada susu jahe, jahe, kopi," ujar Gugun, Rabu (19/01/2022).
"Itu mungkin kreativitas biar usaha lebih besar jadi di-mix dengan yang kekinian mungkin," tambahnya.
Lantas sebetulnya apa beda angkringan modern dan biasa? Berikut penjelasannya.
Angkringan identik dengan nasi atau sego kucing, aneka sate, gorengan, dan minuman hangat. Sebetulnya banyak angkringan modern yang menggunakan menu yang sama.
Namun biasanya variannya lebih banyak, baik dari lauk nasi kucing maupun sate-satenya.
"Kalau yang modern ini biasanya menunya banyak, aneka sate gorengan. Kemudian, nasinya juga macam-macam, ambil sendiri, dan sebagainya," tutur Gugun.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.