Kala itu, Adip membuat sekitar 80 roti tapi tidak habis. Meski begitu Adip tidak membuang rotinya tapi membagikan ke orang lewat atau warga sekitar.
Baca juga:
Gerai Roti Gembong Gedhe mulai ramai saat pandemi, ketika semua anggota keluarganya terjun membangun usaha ini.
Tak disangka, hal tersebut justru menjadi ujung tombak Roti Gembong Gedhe mulai dikenal masyarakat.
"Boomingnya justru pas pandemi, bulan Februari kalau enggak salah itu. Awal parah itu, jalan itu sepi banget, akhirnya sewa tempat. Malah benar-benar batu loncatan untuk ramainya itu, satu rumah fokus bisnis semua," tutur Adip.
"Saya, Afan, terus bapak ibu itu punya toko masing-masing. Saya fokus di Gejayan itu, Afan di Jalan Godean, itu toko kedua. Bapak ibu di Jalan Monjali," tambahnya.
Sebelum besar dengan nama Roti Gembong Gedhe, Adip sempat memakai nama Roti Gembong Mokoh untuk produknya.
Namun setelah setahun berdiri, Adip mengganti namanya dengan Roti Gembong Gedhe. Kendati demikian, sebetulnya nama ini telah digunakan di gerai milik orang tua dan adiknya.
"15 Juli 2020 itu terus ganti nama. Karena, akhirnya kan membawa identitas Jogjanya. Sebenarnya artinya gede itu sama dengan Mokoh itu, besarlah itu artinya," paparnya.
"Sebenarnya tokonya bapak ibu sama Afan itu sudah Roti Gembong Gedhe dari awal. Akhirnya tanggal 15 itu, saya yang di Gejayan Gedhe juga. Setelah itu sampai seterusnya Gedhe," tambah Adip.
Baca juga: