KOMPAS.com - Fast food atau makanan cepat saji sering disebut sebagai makanan yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.
Menurut Staf Pengajar Prodi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Lily Arsanti Lestari, makanan cepat saji bisa memicu timbulnya banyak penyakit, seperti obesitas, hipertensi, hingga kanker.
Namun, penyakit yang bisa timbul akibat mengonsumsi makanan cepat saji tersebut tidak datang begitu saja.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan banyak penyakit muncul akibat mengonsumsi makanan cepat saji. Salah satunya adalah terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji.
Jika ingin menghindai berbagai dampak negatif makanan cepat saji, sebaiknya simak tujuh cara mengonsumsi makanan cepat saji agar tetap sehat berikut ini.
Baca juga: Berapa Batas Konsumsi Makanan Cepat Saji Menurut Ahli Gizi?
Lily menuturkan, makanan cepat saji aman dikonsumsi oleh semua orang dalam jangka waktu satu atau dua minggu sekali.
"Saya rasa kalau misalnya makan (makanan cepat saji) seminggu sekali atau dua minggu sekali itu masih okelah," kata Lily kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).
Menurut Lily, batasan mengonsumsi makanan saji itu juga berlaku untuk para penggiat diet dengan catatan tetap memerhatikan konsumsi dan kebutuhan kalori harian.
"Bisa dilihat dari diet hariannya seperti apa, apakah dia patuh atau tidak. kalau bolongnya mungkin nanti tidak sukses juga dietnya," ujar Lily.
Baca juga: Apakah Makanan Cepat Saji Boleh Disimpan? Ini Kata Koki Profesional
Melansir Live Strong, salad merupakan salah satu makanan cepat saji yang dibuat dari campuran sayuran hijau dan sayuran bernutrisi lainnya.
Beberapa kandungan gizi dalam salad yang baik bagi tubuh adalah vitamin A, C dan K, serta folat, zat besi dan kalsium.
Baca juga: 10 Restoran Cepat Saji Terkenal di Indonesia, Harga Menu Mulai Rp 8.000
Ada banyak pilihan saus pendamping makanan cepat saji. Beberapa saus tersebut ada yang dibuat dengan tambahan minyak atau krim.
Untuk menghindari risiko makanan cepat saji, sebaiknya pilih saus dengan bahan dasar minyak, seperti vinaigrette italia atau cuka balsamic.
Hal itu dikarenakan saus dengan bahan dasar krim yang dibuat dari susu atau keju lebih banyak mengandung lemak jenuh tidak sehat dibandingkan dengan saus yang dibuat dari minyak.
Baca juga: Apa Itu Makanan Cepat Saji, Hidangan Praktis yang Digoreng?
Bahan isi dan penutup makanan cepat saji, seperti burger dan pizza, umumnya menggunakan protein hewani, seperti daging sapi dan ayam.
Sebaiknya, ganti topping daging pada pizza menggunakan bahan makanan non hewani, seperti sayuran berupa bawang, tomat, dan bayam.
Baca juga: 6 Cara Restoran Food Chain Membuat Makanan Cepat Saji Berkualitas
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.