Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 17:33 WIB

KOMPAS.com - Makanan cepat saji atau fast food dan junk food kerap dikaitkan satu sama lain.

Menurut Executive Chef Hotel Santika Mega City Bekasi Agung Budiharto, fast food dan junk food merupakan jenis makanan yang sama.

"Definisi makanan cepat saji itu sebenarnya sama saja dengan junk food, junk food itu ya itukan cepat saji," kata Agung kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

Hal serupa juga disampaikan oleh Lily Arsanti Lestari, Staf Pengajar Prodi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

Lily menuturkan, fast food dan junk food merupakan jenis makanan yang sama.

ilustrasi menu ayam goreng KFC. SHUTTERSTOCK/Pavlovska Yevheniia ilustrasi menu ayam goreng KFC.

Istilah fast food lebih dikenal karena proses penyajian makanan yang cepat, sedangkan junk food merujuk pada kandungan gizi fast food yang tidak seimbang.

"Itu hanya istilah saja sih ya karena fast food itu kan rata-rata kandungan gizinya itu tidak seimbang, artinya di satu sisi kan dia tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat gitu ya," kata Lily kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).

"Bahkan mungkin ada yang tidak ada seratnya, tinggi natrium atau garam gitu jadi komposisi gizinya tidak seimbang sehingga istilahnya dikasih istilah junk food gitu ya," pungkasnya.

Baca juga:

ilustrasi aneka fast food atau makanan cepat saji. SHUTTERSTOCK/JeniFoto ilustrasi aneka fast food atau makanan cepat saji.

Tidak boleh sembarangan makan fast food

Menurut Lily, ada dua alasan fast food atau junk food tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang, yaitu karena komposisi dan teknik pengolahannya.

"Kan jarang ya kalau makan fast food gitu ada sayurnya gitu. Biasanya kan nasi atau kentang sama ayam atau kayak burger itu juga memang ada yang dikasih selada atau dikasih mentimun tetapi kan belum sebanding juga (gizinya). Jadi dari komposisinya yang kurang," ujar Lily.

Selain itu, pengolahan makanan cepat saji yang cenderung menggunakan teknik goreng juga menjadi alasan fast food atau junk food tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang.

"Dia kan digoreng kan rata-rata. Digoreng sehingga minyaknya masuk ke sana dan kandungan lemaknya jadi tinggi," kata Lily.

Namun, Lily menuturkan bahwa fast food atau junk food masih bisa dikonsumsi dengan aman jika memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah memilih tempat membeli makanan cepat saji yang tepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+