Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui 6 Fakta Bir Pletok Khas Betawi dalam Rangka Ulang Tahun Jakarta

Kompas.com - 22/06/2021, 13:04 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

 

4. Dahulu disajikan panas

Bir pletok bisa dinikmati dalam keadaan panas maupun dingin. Bagaimana pun caranya, bir pletok tetap akan menghasilkan efek hangat pada tubuh.

Namun dahulu, bir pletok lebih populer dikonsumsi dalam keadaan panas.

Seperti dikutip dari buku buku "Kuliner Betawi: Selaksa Rasa dan Cerita" karya Akademi Kuliner Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama, bahwa es batu baru pertama kali dikenal di Jakarta pada tahun 1960-an.

Bi pletok biasa disajikan di malam hari, saat musim penghujan, sebagai minuman penghangat bagi penduduk Betawi yang saat itu masih tinggal di lingkungan yang dingin.

5. Tak hanya jadi minuman penghangat

Namun seiring berjalannya waktu, bir pletok tak hanya menjadi minuman penghangat saja. Bir pletok kerap disajikan dalam keadaan dingin, sebagai minuman penyegar di kala udara panas.

Baca juga: Cara Membuat Bir Pletok Betawi, Minuman Rempah yang Hangatkan Tubuh

Ilustrasi campuran beragam rempah untuk membuat bir pletok khas Betawi. SHUTTERSTOCK/ARIYANI TEDJO Ilustrasi campuran beragam rempah untuk membuat bir pletok khas Betawi.

6. Tak lagi jadi minuman rakyat

Penjual bir pletok kini semakin sulit ditemukan. Sehingga penyebarannya terkesan cukup eksklusif.

Padahal dulunya minuman ini termasuk dalam kategori minuman rakyat yang biasa dijajakan oleh pedagang keliling.

Kini, kamu bisa menemukan bir pletok di perkampungan Betawi. Misalnya, di Setu Babakan Jagakarsa.

Biasanya bir pletok bisa dibeli dalam kemasan botol kaca siap minum. Ada pula bir pletok instan bubuk yang tinggal kamu seduh saja di rumah.

Buku “Kuliner Betawi: Selaksa Rasa dan Cerita" karya Akademi Kuliner Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama dapat dibeli secara online di Gramedia.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com