Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Frozen Food, Terinspirasi dari Suku Inuits Asal Amerika

Kompas.com - 10/04/2021, 15:13 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di abad ke-21 ini, frozen food banyak diandalkan oleh masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki waktu terbatas untuk mengolah makanan.

Di balik kemudahan tersebut, tahukah kamu bagaimana frozen food bisa populer di seluruh dunia?

Pada 1912 merupakan awal perjalanan bagi salah satu produsen frozen food ternama di dunia, Birdseye.

Baca juga: Cara Olah Frozen Food ala Chef Devina Hermawan

Bapak makanan beku

Melansir Wired.com, Clarence Birdseye dikenal sebagai bapak makanan beku.

Mulanya, Birdseye adalah seorang penduduk asli Brooklyn yang tinggal di Labrador, Kanada dan bekerja di kapal rumah sakit.

Dari sinilah perjalanan Birdseye dalam mempopulerkan produk makanan beku dimulai.

Selama bekerja di kapal, Birdseye belajar tentang adat istiadat Inuits, penduduk asli Amerika.

Mereka memancing ikan dan membiarkan hasil tangkapannya beku dengan suhu sekitar -1 derajat celcius sebelum akhirnya dimasak dan terasa lebih segar.

Ia menyadari bahwa ketika kristal es membesar akibat pembekuan yang lambat dapat merusak struktur sel daging bocor dan teksturnya menjadi seperti tepung.

Baca juga: Cara Simpan Frozen Food yang Baik, Jangan Kemas dalam Porsi Besar

Ilustrasi frozen foodPixabay Ilustrasi frozen food

Delapan tahun berselang, pada 1920, Birdseye memutuskan bekerja dengan kelompok lobi untuk nelayan komersial.

Bekerja dalam dua bidang kegemarannya, satwa liar dan makanan, Birdseye memusatkan perhatiannya kepada ikan.

Saat itu, Birdseye menemukan fakta bahwa sejumlah besar ikan yang baru ditangkap telah rusak sebelum dibawa ke toko untuk dijual. Kemudian, lahirlah ide pertamanya: perubahan cara pengemasan ikan.

Baca juga: Coba Frozen Food Ayam Telur Asin dan Bitterballen, Praktis untuk di Rumah

Mendirikan perusahaan ikan beku

Pada 1923 Birdseye resmi mendirikan perusahaan ikan beku di New York.

Sebenarnya, frozen food telah tersedia pada tahun tersebut. Namun, belum terlalu dikenal banyak orang karena dinilai dapat menghilangkan rasa dan tekstur setelah ikan dicairkan.

Untuk menjaga ikan tetap beku selama pengangkutan ke pasar, Birdseye mengembangkan wadah murah yang dapat terisolasi lebih baik dibandingkan dengan kemasan frozen food lainnya.

Namun, Birdseye menganggap kemasannya gagal karena keadaan ikan tidak dapat bertahan seperti pada awal pengemasan.

Baca juga: Resep Daging Sapi Goreng Bumbu Lengkuas, Jadikan Stok Frozen Food

dua varian frozen beef dari Pochajjang, Frozen Wagyu Beef Bulgogi dan Frozen Premium Beef Spicy Bulgogi lengkap dengan selada, bawang putih, minyak wijen, kimchi, dan saus gochujangSYIFA NURI KHAIRUNNISA dua varian frozen beef dari Pochajjang, Frozen Wagyu Beef Bulgogi dan Frozen Premium Beef Spicy Bulgogi lengkap dengan selada, bawang putih, minyak wijen, kimchi, dan saus gochujang

Ia kemudian teringat tentang pembekuan ikan secara kilat ada di Labrador. Akhirnya, Birdseye yakin bahwa ia dapat menerapkan konsep ini pada makanan beku komersial.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Birdseye meyakinkan sebuah perusahaan es krim agar membiarkannya bereksperimen di pabrik mereka.

Serius dengan apa yang ditekuninya, pada 1923 Birdseye memulai petualangan baru dengan mendirikan perusahaan makanan beku pertamanya, General Seafood Corporation.

Birdseye juga berinovasi menciptakan kemasan makanan beku berkualitas tinggi, terbuat dari pelat logam.

Sampai kini, makanan beku kemasan menjadi semakin populer di dunia berkat penemuan Birdseye tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com