Berkelana menjelaskan, sejak dulu memang, orang-orang Manggarai tinggal di gunung-gunung. Mereka membuka ladang, berkebun dari bukit ke bukit. Hidup dari apa yang ditumbuhkan tanah.
Satu-satunya pasar rakyat yang ada di Manggarai Barat kala itu adalah Amba Warloka (pasar Warloka) di pesisir selatan Labuan Bajo.
Orang-orang dari wilayah Mbeliling dan Sano Nggoang membeli ikan, garam, dan kebutuhan lainnya di pasar ini.
Mereka berjalan kaki berpuluhan kilo meter. Amba Warloka adalah tempat berjumpanya orang-orang dari gunung dan orang-orang dari laut, khususnya orang-orang yang mendiami Pulau Rinca (Kampung Kerora dan Kampung Rinca).
Baca juga: Resep Klepon Ubi, Sederhana dan Bisa untuk Dijual
Hingga kini, Amba Warloka masih bertahan dan praktik barter antar penjual dan pembeli masih dilakukan.
Kesadaran akan pelestarian makanan tradisional dan penghargaan akan pengetahuan loka; menjadi motivasi beberapa pihak untuk memulai langkah kecil.
Mereka menjadikan songkol sebagai makanan lokal yang enak dan membanggakan dengan improvisasi pada tata cara penyajian.
"Mai ga, hang Songko, mari sesama saudara dan saudari, biasakan diri makan songkol dan sobol," itulah kalimat ajakan bagi muda-mudi untuk mau kembali menyantap singkong dan umbi0umbian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.