KOMPAS.com — Telur merupakan salah satu bahan makan yang hampir selalu ada di rumah. Namun ada beberapa mitos mengenai telur yang belum benar.
Dilansir dari Insider.com, berikut delapan mitos mengenai telur:
Ada mitos akan konsumsi telur mentah yang dipercaya lebih sehat daripada telur yang dimasak.
Baca juga: 7 Olahan Telur dari Berbagai Negara, Inspirasi Masak Telur agar Tak Bosan
Namun, memakan telur mentah malah berbahaya karena berisiko terkena bakteri salmonella.
Kandungan gizi telur matang juga lebih mudah diserap oleh tubuh.
Perdebatan telur dimasukkan ke dalam kulkas atau tidak masih sering berlangsung. Hal ini bisa dilihat dari peraturan dari negara masing-masing.
Misalnya di Indonesia, telur sebaiknya dimasukkan ke dalam kulkas. Dalam wawancara dengan pemiliki Sunny Side Up Jakarta, Anthony Setiadi, dirinya mengungkapkan bahwa telur lebih baik disimpan di suhu ruangan.
Hal itu disebabkan suhu dingin lemari es bisa mempercepat kerusakaan telur.
Mitos ini tidaklah benar, karena warna cangkang telur tidak mempengaruhi baik nutrisi telur maupun rasanya.
Baca juga: 6 Tipe Telur Ayam di Pasaran, dari Cage-Free sampai Pasteurized
Warna kulit telur yang berbeda karena pigmen yang dihasilkan oleh ayam.
Sementara yang mempengaruhi kandung gizi dan rasa telur adalah lingkungan pengembangbiakan ayam dan pakan yang diberikan.
Kadang saat kita memecahkan telur ada bercak darah pada telur.
Tidak perlu panik, karena menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat bercak darah pada telur tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Khususnya jika telur dimasak dengan benar.
Bercak darah itu ada karena saat proses pembentukan telur dalam tubuh ayam ada pembuluh darah yang pecah.
Bisa jadi juga bisa disebabkan karena faktor genetik ayam atau ayam kekurangan vitamin A.
Saat ke supermarket kadang kita menemui telur dalam kemasan seperti kemasan mika dan tertera tanggal layak konsumsi telur.
Baca juga: 4 Cara Pilih Telur Bagus yang Masih Segar, Tips dari Ahli
Namun tanggal yang tercantum bukanlah tanggal kadaluwarsa telur sebenarnya.
Kamu bisa mengecek dengan memasukkan telur dalam segelas air dengan suhu ruangan, jika khawatir dengan kesegaran telur.
Telur tenggelam menandakan masih layak konsumsi, sebaliknya kalau mengambang telur lebih baik dibuang saja.
Saat membuka telur kita kadang menjumpai seperti serat putih yang menempel pada kuning telur.
Sebenarnya serat putih itu merupakan kalaza (tali kuning telur) yang menjaga kuning telur tetap di tengah telur.
Oleh karena itu kalaza masih bisa dikonsumsi, tetapi jika kamu ingin membuangnya juga tidak masalah.
Ada juga mitos bahwa telur kecil dari ayam kecil dan telur besar dari ayam besar.
Memang ada kemungkinan ukuran ayam mempengaruhi ukuran telur yang dihasilkan, tetapi tidak selalu begitu.
Baca juga: Cara Bedakan Telur Ayam Biasa dengan Omega 3, Jangan Sampai Tertipu
Faktor yang mempengaruhi besarnya telur ayam terletak pada usia, pola makan, bobot, dan lingkungan hidup ayam.
Ayam yang tua biasanya menghasilkan telur yang lebih besar. Lingkungan hidup ayam yang berdesakan juga sering menghasilkan telur yang lebih kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.