Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alasan Saffron Jadi Rempah Termahal di Dunia, Harganya Capai Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 19/09/2020, 09:40 WIB
Nine Fridayani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saffron merupakan rempah dan pewarna alami makanan yang harganya mahal.

Dikutip dari Business Insider, saffron adalah putik bunga Crocus sativus atau lebih dikenal sebagai saffron crocus. Ada tiga kepala putik (stigma) pada tiap bunga saffron crocus, itulah yang disebut saffron.

Baca juga: Saffron Dikenal Sebagai Rempah Termahal di Dunia, Ini alasannya...

Satu kilogram saffron berkualitas baik bisa berharga 3.500-160.000 dollar Amerika (per 2020) atau sekitar Rp 52 juta - Rp 2,3 miliar.

Sementara itu di Indonesia, dapat kita jumpai bahwa harga per satu gram saffron bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Saffron yang banyak tumbuh di daerah Iran dan Kashmir ini punya harga mahal karena beragam faktor. Berikut 4 alasan saffron mahal.

Baca juga: Apa itu Saffron? Rempah Termahal di Dunia....

1. Masa tumbuh yang singkat

Dilansir dari Timesofindia.indiatimes.com, sejarah mencatat bahwa saffron pertama kali ditanam di Iran. Rempah ini sudah ada sejak lebih dari 3.000 tahun lalu.

Selain Iran, saffron juga ditanam di negara lain seperti Spanyol, India, Afganistan, Belanda, hingga Amerika.

Tanaman ini hanya tumbuh selama satu minggu dalam setahun. Saat ini, 90 persen saffron di dunia diproduksi di Iran. Sementara sepersepuluhnya diproduksi di Kashmir.

Setiap bunga saffron ungu hanya dapat mekar satu tahun sekali, selama 6 minggu di akhir September hingga awal Desember.

Masa tumbuh saffron yang singkat ini membuat stoknya terbatas dan ekslusif, layak dinilai dengan harga mahal.

2. Kualitas dipengaruhi komponen kimia mahal

Di dalam saffron terkandung beberapa komponen kimia yaitu picrocrocin, crocin dan safranal. Kualitas saffron dipengaruhi oleh 3 komponen kimia tersebut.

Picrocrocin, crocin dan safranal dikenal mahal karena mampu menimbulkan rasa, warna, dan aroma khas saffron.

Ilustrasi kulfi Rajasthani rasa saffron dan pistachio, jenis es krim yang lebih mirip custard. SHUTTERSTOCK/STOCKIMAGESFACTORY.COM Ilustrasi kulfi Rajasthani rasa saffron dan pistachio, jenis es krim yang lebih mirip custard.

3. Proses panen saffron masih manual

Panen saffron dilakukan secara manual dan hati-hati, sebab putik saffron yang segar sangat rapuh dan mudah rusak.

Proses panen saffron dimulai dengan memetik bunga, kemudian memisahkan putik saffron (stigma) dengan bunganya. Langkah selanjutnya adalah mengeringkan stigma.

Proses pemetikan dilakukan pada pagi dini hari untuk hasil saffron terbaik. Semua proses tersebut tidak menggunakan bantuan mesin alias dikerjakan secara manual menggunakan tangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com