Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Kopi Gunung Puntang, Salah Satu Kopi Terbaik Dunia

Kompas.com - 13/09/2020, 15:05 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kopi Gunung Puntang adalah salah satu kopi asal Jawa Barat yang telah naik daun sejak beberapa tahun terakhir.

Biji kopi ini namanya semakin berkibar terutama di kancah internasional setelah berhasil menyabet penghargaan di ajang Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat, 14-17 April 2016.

Kopi Gunung Puntang berhasil menyabet peringkat pertama dalam kategori rasa.

Biji kopi di Gunung Puntang telah dibudidayakan secara fokus sejak 2007 lalu. Di sana, ada sekitar 270 hektar lahan perkebunan kopi dengan sekitar 180 petani.

Baca juga: Biji Kopi Kampoeng Genting Asal Temanggung, Seperti Apa Rasanya?

Kerja sama berbagai pihak

Di Jawa Barat terdapat Paguyuban Sunda Hejo yang membawahi hampir seluruh petani kopi di Jawa Barat. Selain itu ada juga perusahaan seperti PT. Olam Indonesia yang terlibat dalam memberi perkembangan para petani kopi di sana.

Dadang Hendarsyah, Unit Head dan ICS Manager PT. Olam Indonesia Sunda Cluster mengatakan bahwa hampir 90 persen petani di Jawa Barat beroperasi di lahan milik Perhutani.

“Jadi mereka menyewa satu kumpulan. Ada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Mereka punya kelompok, yaitu petani-petani yang akan menggarap kebun di daerah Perhutani, di bawah LMDH,” jelas Dadang ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Para petani termasuk di Gunung Puntang juga berada di bawah LMDH dan KTH atau Kelompok Tani Hutan.

Perkebunan kopi di gunung puntangDok. Pribadi Dadang Hendarsyah Perkebunan kopi di gunung puntang

Sistemnya berupa kerja sama. Dadang menjelaskan, pada awalnya para petani mulai menanam kopi di hutan selama kurang lebih dua tahun.

Pasalnya ketika mulai menanam kopi dibutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun sampai waktu siap panen.

Setelah panen, para petani kemudian melakukan sharing profit dengan LMDH, Perhutani, dan desa. Tepatnya 20 persen hasil panen ke LMDH, 15 persen hasil panen ke Perhutani, dan 5 persen hasil panen untuk desa.

Hal itu dilakukan satu tahun sekali setiap panen yang dimulai biasanya setiap April-Agustus.

Bibit dari zaman Belanda

Asal usul tanaman kopi di Jawa Barat termasuk Gunung Puntang bisa dirunut hingga zaman Belanda sekitar tahun 1700-an.

Kopi yang saat ini dibudidayakan di Gunung Puntang pun masih ada yang berasal dari pohon yang telah tumbuh sejak zaman Belanda tersebut.

“Bibit kopi diambil dari kopi yang dulunya pernah di Jawa Barat yaitu di Gunung Guntur, Garut. Kita pergi ke hutan untuk ambil bibit kopi peninggalan Belanda dulu. Pohon yang tersebar dulu di hutan dan sekarang masih ada,” papar Dadang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com