Di Harvest Mountain Organik, benih dan stek edible flower ditanam dalam abu sekam. Ada tanaman yang diletakkan di tempat terbuka dan ada yang ditanam di greenhouse.
Keduanya akan menghasilkan edible flower yang sama-sama baik. Hanya saja, tanaman yang ditanam di luar dengan cuaca yang cocok maka hasilnya akan sangat baik, tapi perawatan akan lebih melelahkan.
Ada potensi angin kencang yang dapat merusak tanaman. Selain itu ruang terbuka juga bisa membuat banyak hama mengganggu seperti ulat lebih banyak muncul.
Sementara itu jika ditanam di dalam greenhouse maka tanaman akan terlindungi dari angin kencang dan hama. Namun waktu tumbuhnya relatif lebih lama daripada di luar.
Bagi kamu yang tertarik untuk mulai menanam edible flower, menurut Icha, bisnis ini relatif enak untuk dijalani.
Pada awalnya, ia mengambil benih edible flower dari Eropa. Namun lama kelamaan ia bisa mulai menanam tanaman baru menggunakan cara stek sehingga lebih efektif dan efisien.
Baca juga: Cara Segarkan Edible Flower yang Sudah Layu, Jangan Dibuang
“Dari saya menanam benih, dia baru bisa dipanen setelah enam bulan. Tapi setelah itu kita sudah enak, karena dia setiap minggu bisa dipanen. Jadi menurut saya menyenangkan ya edible flower ini,” jelas Icha.
Tanaman-tanaman bunga tersebut juga bukan jenis tanaman yang hanya satu kali panen tapi bisa berkali-kali panen.
Ada yang usianya satu tahun dan ada juga yang dua tahun. Ketika tanaman sudah berumur satu atau dua tahun dan sudah tua, baru tanaman diganti.
“Tapi sebelum itu saya sangat senang karena kita hanya perlu beli benih satu kali saja. Kita upayakan tanaman itu tidak ada putusnya," jelas Icha.
"Misal tanaman ini saya tanam minggu depan, yang ini minggu depan, yang ini minggu ketiga, jadi tidak putus panennya,” sambungnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.