Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita di Balik Nama Dapur Cokelat, Sempat Dikira Toko Kitchen Set

KOMPAS.com - Dapur Cokelat adalah satu brand kue dan cokelat ternama di Indonesia yang memiliki beragam menu signature dan outlet di banyak kota besar di Indonesia.

Namun, siapa sangka ada cerita unik yang tidak disengaja di balik nama Dapur Cokelat yang kini dikenal luas itu?

Dalam acara peluncuran buku “Dapur Cokelat Bercerita”, Kamis (7/10/2021), pemilik Dapur Cokelat, Ermey Trisniarty, membagikan awal mula pemberian nama Dapur Cokelat terjadi.

Mulanya, Ermey resmi merintis bisnis kue dan cokelat miliknya di bilangan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 2001.

Menurut Ermey, pada saat itu belum banyak toko kue dengan spesifikasi olahan cokelat seperti yang ditekuninya.

Berbekal latar belakang pendidikan, kemampuan memasak, dan dukungan keluarga, khususnya sang kakak, almarhum Gusnidar, Ermey memutuskan untuk mengembangkan bisnis praline rumahan menjadi toko kue cokelat.

Sayangnya, tepat pada tahun yang sama saat Ermey merintis bisnis kue dan cokelat miliknya, nilai dolar merangkak naik. 

Hal tersebut memengaruhi harga produk impor, khususnya peralatan pastry yang menjadi prioritasnya saat itu.

  • Resep Roti Polo Cokelat, Roti Klasik dengan Lapisan Renyah 
  • Resep Terang Bulan Mini Vla Cokelat yang Bersarang dan Anti Gagal

Cara promosi Dapur Cokelat

Saat melonjaknya harga peralatan masak yang ia butuhkan, Ermey justru memutuskan untuk menggunakan budget yang dimilikinya sebagai modal promosi toko. 

Promosi toko tidak kalah penting. Sebab, menurut Ermey, pandangan masyarakat umum terhadap cokelat pada saat itu masih cenderung negatif.

"Gimana caranya meng-encourage masyarakat luas, khususnya customer di Jakarta ya karena waktu itu bukanya di Jakarta Selatan," jelas Ermey.

Ermey akhirnya memutuskan untuk membuat interior toko kue dan cokelat milikinya dengan budget minimal menggunakan barang-barang bekas dari rumahnya.

"Jadi 2001 itu aku bawa mug, mikser yang sudah tidak terpakai, oven rusak, nah aku tata aja di situ," ujar Ermey.

Untuk menempatkan barang-barang bekas tersebut, Ermey kemudian membeli kitchen set dan membuat toko kue dan cokelat tersebut nampak seperti dapur.

"Nah, ternyata pas dilihat-lihat kok jadinya kayak dapur ya? Akhirnya oke kalau gitu supaya benar-benar feelnya dapur, ya kita bikin kitchen set saja," kata Ermey.

Beberapa hari setelah selesai merapikan isi dan interior toko kue dan cokelat tersebut, Ermey kedatangan salah satu pelanggan yang merupakan seorang ibu.

"Pada hari ketiga buka, ada customer masuk ke dalam, aku dah senang, aku sambut customernya, seorang ibu masuk aku sambut," ucap Ermey.

Bukan memesan produk kue atau cokelat miliknya, ibu tersebut justru bertanya seputar pemesanan kitchen set atau interior yang ada di dalam tokonya tersebut.

"Jadi, dia pikir kita jualan kitchen set waktu itu," pungkasnya.

Pengalaman yang Ermey lewati itu kemudian menjadi sebuah latar belakang besar di balik nama Dapur Cokelat yang kini sudah dikenal umum oleh masyarakat luas.

Mulai dari sana, Ermey mengatakan bahwa banyak yang tertarik untuk melihat interior kitchen set milik tokonya tersebut.

Saat ini hampir seluruh outlet Dapur Cokelat tetap mempertahankan aksen dapur dengan kesan modern dan minimalis.

  • Resep Kue Ulang Tahun Cokelat Kukus, Hias Pakai Ganache
  • Resep Cokelat Ganache dengan Whipping Cream untuk Hias Kue Ulang Tahun

https://www.kompas.com/food/read/2021/10/08/170300875/cerita-di-balik-nama-dapur-cokelat-sempat-dikira-toko-kitchen-set

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke