KOMPAS.com - Pastikan sudah mempunyai perencanaan yang matang sebelum membuka toko dessert.
Selain biaya atau modal usaha, masih ada hal lain yang perlu disiapkan untuk menunjang bisnis makanan ini.
Ada lima tips membuka toko dessert yang dibagikan oleh para praktisi kuliner dalam peresmian Kumala Academy, Selasa (21/5/2024) berikut ini.
Baca juga: Pusat Pendidikan Kuliner Baru di Jakarta Dibuka, Ada Kelas Online
Konsep akan memengaruhi target pasar atau calon pembeli yang dituju dan perkembangan bisnis ke depannya.
Lihat postingan ini di Instagram
Menurut Head Pastry Chef BEAU Bakery, Arief Maulana Ikhsan, sebelum menyiapkan banyak hal untuk membuat toko dessert, pastikan sudah memiliki gambaran besarnya terlebih dulu. Misalnya, konsep produk, kue apa saja yang mau dijual, hingga harga jual aneka kuenya.
Baca juga: 2 Hal yang Dibutuhkan Pelaku Kuliner untuk Kejar Tren Dessert Viral
Butuh keahlian khusus untuk membuat kue atau dessert. Tidak sembarang orang bisa membuat makanan dan minuman yang akan dijual. Buat syarat lowongan kerja mendetail agar bisa menarik pekerja dengan kemampuan yang diharapkan.
"Orang-orang yang akan diajak bekerja atau membuat kue, harus memiliki kompetensi sesuai dengan apa yang akan diproduksi," ujar Arief.
Meski sama-sama kue, jajan pasar dan kue modern umumnya dibuat dengan bahan dan metode berbeda.
Baca juga: Resep Tiramisu Pisang, Dessert Akhir Pekan yang Legit
Bisa jadi seseorang memahami pembuatan jajan pasar, tetapi tidak dengan dessert lainnya. Begitu juga sebaliknya.
Setelah merekrut karyawan, sebaiknya adakan pelatihan membuat produk terlebih dulu agar kue yang dihasilkan memiliki kualitas sama rata, baik dari segi rasa, warna, maupun bentuk.
Baca juga: Mewahnya Dessert Es Krim ala Magnum x Chef Reynold Poernomo
"Selama pelatihan itu bisa dijelaskan penugasannya selama bekerja nanti," ujar Laura Wiramihardja, pemilik usaha kue tradisional Iki Koue.
Posisi menentukan prestasi juga berlaku saat mendirikan toko kue atau dessert. Lokasi tak kalah penting dari hal lain.
"Lokasi itu akan berkaitan dengan konsumen yang disasar. Misalnya, kita mau jual kue modern, tetapi lokasinya ada di daerah yang memang tidak mengikuti tren kekinian, itu sulit," kata Arief.
Hal ini disetujui oleh Kevindra Soemantri, Co-founder Kumala Academy sekaligus penulis dan praktisi kuliner Indonesia.
"Contohnya Jakarta Selatan. Buka bisnis kuliner di Cipete dan Senopati, walaupun jaraknya hanya tiga kilometer, pasarnya sudah beda," ungkap Kevin.