Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2024, 19:31 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bila dibandingkan dengan kue modern, jajan pasar atau kue tradisional cenderung lebih cepat basi.

Salah satu penyebabnya adalah penggunaan santan dalam banyak jenis jajan pasar sehingga tidak bisa disimpan lama.

Laura Wiramihardja, pemilik usaha kue tradisional Iki Koue, mengatakan bahwa jajan pasar memang tak bisa bertahan lama, tetapi bukan berarti hanya tahan dalam hitungan jam.

Baca juga: Resep Putu Ayu Tepung 225 Gram untuk 25 Buah, Kudapan Tradisional

"Ketahannya berbeda untuk setiap kue tradisional. Ada yang tahan sampai besok," ujar Laura saat ditemui Kompas.com usai acara peresmian Kumala Academy, Selasa (21/5/2024).

Jajan pasar tanpa santan atau dengan sedikit santan, bisa disimpan lebih lama daripada kue lainnya.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Misalnya, bolu jadul yang tahan disimpan lebih dari sehari, sementara kue talam hanya tahan disimpan semalaman.

Baca juga:

"Sebetulnya, semua jajan pasar itu ditaruh di kulkas, disimpan, terus dipanaskan, masih bisa dimakan," saran Laura.

Cara simpan jajan pasar

Selama disimpan, jajan pasar harus ditaruh wadah kedap udara agar aroma kuenya tidak banyak berubah.

Ilustrasi putu ayu kukus yang lembut, dengan kelapa parut di atasnya. DOK.SHUTTERSTOCK/E Dewi Ambarwati Ilustrasi putu ayu kukus yang lembut, dengan kelapa parut di atasnya.

Jajan pasar yang sudah disimpan bisa langsung dihangatkan dengan metode memasaknya di awal.

Mayoritas jajan pasar dibuat dengan metode masak kukus, seperti kue talam, klepon, putu, lapis, apem dan bolu.

Baca juga:

Jadi, setelah menyimpan jajan pasar di kulkas, kamu bisa mengukusnya kembali hingga kuenya hangat.

"Cukup satu kali saja ya disimpan dan dihangatkannya. Jangan berulang," saran Laura.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com