Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Dikti Ungkap 3 Tantangan Besar Perguruan Tinggi Indonesia

Kompas.com - 30/04/2024, 07:26 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Abdul Haris, mengungkapkan bahwa saat ini perguruan tinggi dihadapkan dengan 3 tantangan besar.

Tantangan ini perlu diatasi agar pendidikan tinggi dapat terus berkembang dan relevan dengan kebutuhan zaman dan kebutuhan dunia industri.

Hal ini Haris sampaikan ketika menghadiri wisuda sarjana dan pascasarjana Universitas Yarsi Tahun Akademik 2023/2024, Sabtu (27/04/2023). Ketiga tantangan itu ialah akses, ketimpangan kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi.

Baca juga: 4 Beasiswa S2-S3 ke Luar Negeri yang Uang Sakunya Melimpah

Tantangan pertama, yaitu akses, menyoroti pentingnya kesetaraan dalam akses terhadap pendidikan tinggi bagi semua lapisan masyarakat. Perguruan tinggi perlu berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan tinggi bagi semua kalangan, termasuk mereka yang berpendapatan rendah.

“Kalau kita lihat berdasarkan data dari Dirjen Dikti, angka partisipasi kasar peluang dari lulusan sekolah tinggi atas atau SMA ini untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi masih sekitar 30-40 persen,” ucap Haris.

Artinya kalau ada lulusan SMA sebanyak 100 siswa mungkin yang bisa meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi hanya sekitar 30-40 orang orang saja.

Angka ini juga berdampak pada daya saing talenta global Indonesia yang saat ini masih berada di bawah negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

Terlebih, keterbatasan akses ini juga semakin tercermin apabila dilihat dari jumlah penyandang disabilitas yang melanjutkan ke pendidikan tinggi.

“Kami lihat keterbatasan akses ini makin lebar ya apabila kita lihat pada penyandang disabilitas, hanya sekitar 2,8 persen yang bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,”
tambahnya.

Keterbatasan akses ini semakin lebar. Apabila kita lihat pada penyandang disabilitas, hanya sekitar 2,8 persen yang bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi,” tutur Haris.

Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran UI, Unair, UGM, Unpad, Unhas 2024

Selanjutnya, tantangan kedua berkaitan dengan ketimpangan kualitas. Saat ini terdapat hampir 4.356 perguruan tinggi yang terdiri dari 349 PTN dan 4.007 PTS. Namun, masih sangat sedikit perguruan tinggi yang sudah terakreditasi unggul.

“Hanya sekitar 2 persen perguruan tinggi yang memiliki akreditasi unggul. Kita masih menjumpai hampir 30 persen atau sekitar 1.000 perguruan tinggi yang tidak terakreditasi,” tuturnya.

Ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi sebab perguruan tinggi yang tidak terakreditasi tidak dapat mengeluarkan ijazah untuk para lulusannya.

Terakhir, terkait dengan relevansi pendidikan tinggi. Haris menekankan pentingnya pendidikan tinggi untuk selalu relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan tuntutan zaman.

Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com