Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Waode Nurmuhaemin
Penulis

Praktisi pendidikan, penulis buku dan novel pendidikan

Pendidikan Era 4.0: Menghindari Jebakan Humanoid

Kompas.com - 26/12/2023, 11:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketiga, pendidikan adaptif dan personalisasi. Satu ukuran tidak cocok untuk semua dan itulah juga yang berlaku dalam pendidikan.

Ini juga yang menjadi titik tekan kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran yang tidak menyamakan kemampuan siswa.

Ciptakan lingkungan belajar adaptif dan dapat dipersonalisasi. Gunakan teknologi untuk mendukung pendekatan ini, memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri.

Jangan biarkan pendidikan menjadi pita lari di mana setiap siswa diharapkan mencapai tujuan pada waktu yang sama.

Biarkan mereka mengeksplorasi minat mereka sendiri, mengasah bakat unik, dan tumbuh sesuai dengan potensi pribadi masing-masing.

Keempat, guru sebagai mentor, bukan hanya sumber informasi. Guru bukan hanya 'kuli ilmu' yang mengumbar fakta dan informasi. Mereka adalah mentor, pemandu di dunia pengetahuan.

Pendidikan 4.0 mengharuskan guru untuk berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang membimbing, mendukung, dan memotivasi.

Guru perlu membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis, kemampuan analisis, dan kemauan untuk terus belajar.

Mereka adalah penuntun dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan, bukan hanya sumber yang memberikan jawaban tanpa pertanyaan.

Kelima, membuat ruang kebebasan berpikir. Jangan biarkan teknologi menjadi sang pemimpin yang tak terbantahkan.

Tanamkan kebebasan berpikir di setiap sudut ruang kelas. Biarkan siswa mempertanyakan, menggugat, dan menggali lebih dalam ke dalam topik-topik yang mereka pelajari.

Kebebasan berpikir adalah aset berharga yang dapat membebaskan kita dari menjadi "kuli ilmu" yang hanya menjalankan tugas tanpa merenungkan tujuannya.

Mendorong siswa untuk menjadi pembuat pertanyaan, bukan hanya pencari jawaban, akan membentuk pikiran yang lebih kritis dan inovatif.

Keenam, teknologi sebagai alat, bukan penguasa. Kita perlu mengubah persepsi terhadap teknologi. Teknologi adalah alat, bukan tujuan akhir.

Gunakan kecerdasan buatan dan teknologi canggih sebagai sarana untuk mencapai hasil yang lebih baik, bukan sebagai pemimpin yang tidak bisa ditantang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com