Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johannes Sutanto (Gendhotwukir)
Swasta

Penikmat sastra dari Rumah Baca Komunitas Merapi (RBKM). Penulis pernah mengenyam pendidikan di Philosophisch-Theologische Hochschule Sankt Augustin, Jerman dan saat ini tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana Universitas Paramadina Jakarta.

Urgensi Manajemen Krisis di Lembaga Pendidikan Formal

Kompas.com - 11/12/2023, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam konteks lembaga pendidikan formal, tentu saja faktor-faktor penyebabnya perlu dianalisis secara terperinci sesuai konteks masing-masing organisasi.

Pemetaan faktor-faktor yang berpotensi mendatangkan krisis benar-benar spesifik ada di masing-masing lembaga pendidikan formal.

Tak mengherankan, seiring dengan kemajuan "new media" bentuk-bentuk krisis di lembaga pendidikan formal pun menjadi beragam.

Persoalannya saat ini adalah manakala datang krisis yang disebabkan faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, faktanya tak sedikit lembaga pendidikan formal yang gagap dan kelabakan dalam penangangannya sehingga citra dan reputasinya dipertaruhkan.

Bisa dikata secara umum lembaga pendidikan formal kita tidak siap menghadapi krisis, kecuali lembaga pendidikan formal besar di bawah yayasan pendidikan yang sadar dengan urgensi managemen krisis.

Mengabaikan krisis berkembang tanpa kendali merupakan tindakan yang tidak bijak, sia-sia, dan dapat merugikan lembaga pendidikan formal.

Begitu juga manakala organisasi atau yayasan pendidikan tersebut justru mencoba untuk menyembunyikan atau berbohong terkait krisis yang sedang mendera.

Manajemen krisis yang efektif

Untuk mengatasi krisis tentu saja diperlukan perencanaan khusus yang mampu merespons, menghadapi, dan menangani krisis dengan cepat dan tepat.

Komunikasi memainkan peran kunci dalam penyelesaian krisis dan strategi komunikasi yang efektif dapat membantu mengatasi ketidakpastian, konflik kepentingan, keterlibatan emosional, dan opini publik yang berkembang.

Manajemen krisis yang efektif dapat mencegah terjadinya ketidakpercayaan publik yang dapat merugikan citra dan reputasi lembaga pendidikan formal.

Krisis didefinisikan oleh sejumlah ahli sebagaimana gagas oleh Rachnat Kriyantono (2012) dalam bukunya "Public Relations & Crisis Management: Pendekatan Critical Public Relations, Etnografi Kritis & Kualitatif" sebagai situasi yang tidak stabil dengan berbagai kemungkinan menghasilkan hasil yang tidak diinginkan (Devlin, 2007), lebih dari sekadar situasi darurat (emergency) (Barodzics, 2005).

Selain itu, situasi yang menyebabkan kerusakan-kerusakan fisik dan non fisik, seperti peristiwa yang membahayakan jiwa manusia (meninggal atau luka-luka) dan merusak sistem organisasi dan lingkungan secara keseluruhan, khususnya bagi korban (Duke & Masland, 2002; Kouzmin, 2008).

Krisis biasanya bersifat spesifik, tidak diharapkan, dapat terjadi setiap saat dan merupakan rangkaian beberapa kejadian, menimbulkan ketidakpastian yang tinggi dan dapat mengancam tujuan-tujuan organisasi (Seeger, Sellow & Ulmer, 1998).

Dari definisi-definisi tersebut, Rachnat Kriyantono menyimpulkan dengan apik beberapa karakteristik krisis, yakni peristiwa yang spesifik (specific event), krisis bersifat tidak dapat diharapkan dan dapat terjadi setiap saat, krisis menciptakan ketidakpastian informasi, menimbulkan kepanikan, menimbulkan dampak bagi operasional organisasi dan berpotensi menimbulkan konflik.

Nah, dihadapkan pada krisis yang mendera lembaga pendidikan formal, langkah konkret yang wajib dikedepankan adalah mengelola krisis agar tidak semakin memperburuk citra dan reputasi lembaga pendidikan formal. Upaya untuk mengatasi krisis ini disebut dengan istilah manajemen krisis (crisis management).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com