Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Pelajar Kok Berjudi Online?

Kompas.com - 10/12/2023, 08:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Faktor pendorong berikutnya adalah sikap enggan mengakui kekalahan. Pelajar adalah individu muda yang sensitif atas penilaian orang lain.

Penilaian orang lain adalah cara mereka melihat apakah mereka berharga dan mereka diterima. Bisa jadi mengakui kekalahan tabu bagi mereka, karena ini bisa meruntuhkan harga diri mereka di depan teman-temannya.

Selain itu keengganan mengakui kekalahan juga dilakukan supaya mereka tidak dianggap gagal.

Apa yang sekolah bisa lakukan?

Judi online terjadi di era teknologi digital semakin marak. Setiap pelajar juga hampir pasti memiliki telepon seluler pribadi, yang bisa mereka gunakan sesuka mereka. Terkait hal ini literasi digital perlu dilakukan oleh pihak sekolah secara rutin.

Selain itu, sekolah dan lembaga pendidikan yang lain harus mengembangkan kegiatan belajar yang juga dapat memberikan rasa tertantang dan memenuhi rasa ingin tahu para individu muda ini.

Jika kegiatan belajar dilakukan secara monoton, para pelajar bisa menjadi bosan dan tidak tertantang. Hal ini bisa membuat para pelajar tergiring ke hal menarik lain, salah satunya judi online.

Sosialisasi tentang dampak negatif judi online juga harus secara rutin dilakukan oleh sekolah. Sosialisasi dalam berbagai bentuk; bahkan jika ada yang bersedia maka para pelajar yang pernah menjadi pemain judi oline dapat membagikan pengalaman mereka.

Hal ini supaya teman-teman lain tidak terjerumus ke judi online. Bisa pula dibuat ajang-ajang penghargaan bagi pelajar berprestasi, di mana salah satu poinnya adalah tidak terlibat judi online.

Akhirnya supaya judi online di kalangan pelajar tidak semakin marak, pemerintah sebagai regulator harus bertindak tegas.

Jika penindakan hanya setengah-setengah, maka secara senyap pada masa mendatang akan banyak anak muda dan pelajar Indonesia yang terjebak dalam judi online. Jika sampai ini terjadi, maka pemerintahlah yang salah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com