Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelajar Kok Berjudi Online?

Siswa-siswa yang bermain judi online pada akhirnya mengalami masalah akademik dan keluarga mereka mengalami permasalahan finansial.

Teman saya ini juga terkaget-kaget karena saat Ia menyebutkan kata “slot” di depan ratusan siswa SMA yang sedang mendengarkan materinya, kelompok siswa itu menjadi riuh ramai.

Pemahaman siswa tentang istilah perjudian menunjukkan bahwa hal ini tidak asing buat mereka. Mungkin saja benar seperti cerita sang pengelola sekolah, banyak siswa yang juga bermain judi online.

Kompas.com (13/10/2023), memberitakan bahwa terdapat 2,1 juta orang miskin di Indonesia yang bermain judi online, dengan taruhan di bawah Rp 100.000.

Jika di kelompok miskin saja begitu banyak yang bermain judi online, maka kemungkinan orang dari kelompok yang lebih mapan secara ekonomi akan semakin besar bermain judi online.

Tidak menutup kemungkinan bahwa dari sekian juta orang yang bermain judi online adalah para pelajar sekolah.

Kenapa ini bisa terjadi?

Sebagai industri, maka para produsen dan “penjual” judi online akan berharap banyak konsumen yang menggunakan dan membeli produk mereka.

Saat keuntungan material menjadi indikator kesuksesan bisnis, maka semua nilai bisa dikesampingkan, termasuk apabila produk yang mereka jual punya daya rusak bagi konsumennya.

Para produsen dan penjual judi online akan melakukan banyak cara untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya menggaet konsumen judi online dari para pelajar dan individu usia muda lainnya.

Kenapa para pelajar tertarik dengan judi online?

Pelajar yang saya maksud adalah para siswa SMA dan mahasiswa-mahasisa program studi sarjana yang berada di usia remaja hingga dewasa awal.

Karakteristik individu di usia ini adalah penuh rasa ingin tahu. Mereka memiliki hasrat yang besar untuk mengeksplorasi banyak hal.

Individu di usia ini juga lebih peka terhadap penilaian dari orang lain tentang diri mereka. Hanya saja pengalaman hidup yang masih terbatas membuat pemahaman mereka akan risiko dari tindakan juga menjadi terbatas.

Para pelajar ini tertarik bermain judi online karena pada dasarnya mereka penuh rasa ingin tahu. Mainan baru, seperti judi online yang dapat menghasilkan uang, akan membuat ketertarikan mereka memuncak.

Mungkin awalnya bermain judi online seperti saat mereka mencoba game online baru, tertarik karena masih misterius dan ada tantangannya.

Rasa tertarik akan semakin besar saat di awal mereka memperoleh “kemenangan sementara”. Euforia karena mendapatkan uang dari permainan yang mereka mainkan membuat mereka semakin tertarik memainkannya.

Kecanduan judi online dapat dijelaskan dari tiga hal, yaitu adanya efek placebo dalam permainannya, pengaruh hormon, dan kecenderungan untuk enggan mengakui kekalahan.

Tiga penjelasan ini sebenarnya juga dapat digunakan untuk menjelaskan ketertarikan banyak orang pada judi online, walupun mereka telah punya pengalaman kalah berkali-kali.

Efek placebo dalam judi online membuat pemain akan terus percaya bahwa mereka menang, bahkan jika sebenarnya mereka telah kalah.

Perasaan bersemangat karena mereka selalu merasa akan menang membuat mereka selalu mengulangi bermain judi online.

Jika mereka kalah, maka dipermainan berikutnya mereka tetap akan memiliki rasa akan menang; jika mereka betul-betul menang, mereka semakin bersemangat dan penuh harapan untuk mencoba lagi.

Padahal, seperti banyak orang ketahui, kemenangan di judi online hanya akan terjadi di awal atau sesekali di sepanjang sejarah permainan mereka.

Dampak efek placebo judi online ini akan besar pada kalangan pelajar. Karakteristik penuh rasa ingin tahu membuat rasa akan menang semakin kuat. Hal ini membuat para pelajar terus tertarik bermain walupun kalah.

Hormon terbukti juga berperan dalam kasus kecanduan judi. Pada berbagai jenis judi, termasuk judi online, keberadaan hormon seperti testosterone akan membuat mereka bersemangat saat bermain.

Saat tidak bermain, sensasi nyaman dan menyengangkan yang ditinggalkan oleh berbagai hormon pembangkit semangat membuat seseorang akan terdorong untuk melakukan kembali permainan judi.

Para pelajar adalah individu-individu muda yang secara metabolisme sangat aktif dan sehat. Stimulus kecil saja, dapat membangkitkan hormon-hormon yang membuat mereka bersemangat.

Judi online juga salah satu permainan yang memberikan dampak ini. Saat bermain, hormon-hormon tertentu akan keluar, dan memberi sensasi rasa nyaman dan menyenangkan pada diri mereka.

Pengalaman diberi sensasi rasa menyenangkan ini membuat mereka akan melakukan kembali permainan judi online.

Faktor pendorong berikutnya adalah sikap enggan mengakui kekalahan. Pelajar adalah individu muda yang sensitif atas penilaian orang lain.

Penilaian orang lain adalah cara mereka melihat apakah mereka berharga dan mereka diterima. Bisa jadi mengakui kekalahan tabu bagi mereka, karena ini bisa meruntuhkan harga diri mereka di depan teman-temannya.

Selain itu keengganan mengakui kekalahan juga dilakukan supaya mereka tidak dianggap gagal.

Apa yang sekolah bisa lakukan?

Judi online terjadi di era teknologi digital semakin marak. Setiap pelajar juga hampir pasti memiliki telepon seluler pribadi, yang bisa mereka gunakan sesuka mereka. Terkait hal ini literasi digital perlu dilakukan oleh pihak sekolah secara rutin.

Selain itu, sekolah dan lembaga pendidikan yang lain harus mengembangkan kegiatan belajar yang juga dapat memberikan rasa tertantang dan memenuhi rasa ingin tahu para individu muda ini.

Jika kegiatan belajar dilakukan secara monoton, para pelajar bisa menjadi bosan dan tidak tertantang. Hal ini bisa membuat para pelajar tergiring ke hal menarik lain, salah satunya judi online.

Sosialisasi tentang dampak negatif judi online juga harus secara rutin dilakukan oleh sekolah. Sosialisasi dalam berbagai bentuk; bahkan jika ada yang bersedia maka para pelajar yang pernah menjadi pemain judi oline dapat membagikan pengalaman mereka.

Hal ini supaya teman-teman lain tidak terjerumus ke judi online. Bisa pula dibuat ajang-ajang penghargaan bagi pelajar berprestasi, di mana salah satu poinnya adalah tidak terlibat judi online.

Akhirnya supaya judi online di kalangan pelajar tidak semakin marak, pemerintah sebagai regulator harus bertindak tegas.

Jika penindakan hanya setengah-setengah, maka secara senyap pada masa mendatang akan banyak anak muda dan pelajar Indonesia yang terjebak dalam judi online. Jika sampai ini terjadi, maka pemerintahlah yang salah.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/12/10/085957571/pelajar-kok-berjudi-online

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke