Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kreatif Guru Ajari Murid Matematika hingga Wirausaha di Kebun Sekolah

Kompas.com - 16/03/2023, 08:25 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Dengan begitu, murid menjadi paham betul bagaimana cara terbaik menanam sayuran, yang akhirnya bisa dipraktikkan di rumah.

Tak berhenti di sana, saat pelajaran Ekonomi, murid juga diajak untuk menghitung pendapatan hasil panen, dibandingkan dengan biaya produksi. Membandingkan harga jual sayur dengan melakukan penelitian pasar.

Baca juga: Saat IPA Jadi Pelajaran Favorit Siswa dan Guru Jadi Idola

"Hasil panen digunakan untuk membeli pupuk dan bibit. Termasuk untuk membantu murid-murid yang mengalami musibah atau berduka," ujar Elli.

Lalu, di pelajaran IPA, murid diajarkan langsung bagaimana cara mengembangbiakkan tanaman yang memang menjadi salah satu materi pelajaran.

Pelajaran mencangkok ini telah dirasakan manfaatnya bagi murid kelas 9, Romi Prawito Saputra.

Romi yang kini fasih mencangkok tanaman berkat bimbingan guru IPA Yatno, telah membuka bisnis tanaman cangkok durian, alpukat hingga kelengkeng dengan harga Rp 50.000 per tanaman.

"Belajar mencangkok di sekolah, sekarang sekali mencangkok bisa 5 tanaman," ujarnya.

Dari hasil usaha menjual tanaman cangkok, Romi bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 500.000 per bulan yang dimanfaatkan untuk membeli peralatan sekolah hingga uang saku.

"Bisa beli peralatan sekolah seperti sepatu, baju tas. Orangtua senang karena saya bisa mencari penghasilan sendiri," cerita Romi.

Baca juga: Kisah Guru Isdiarto, Seberangi 5 Muara dan Jalan Berlumpur demi Mengajar

Hasil kolaborasi dengan berbagai pihak

Kini, Elli menyebut kebun sekolah tersebut mampu mendukung transformasi kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka yang sedang terjadi di sekolah. Juga mampu menjadi salah satu solusi untuk menyiasati keuangan sekolah yang biasanya mengalami kendala akibat keterlambatan pencairan Dana BOS.

Demi pengembangan kebun sekolah, Elli telah menggandeng BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Sekolaq Darat untuk memberikan pelatihan terkait cara bercocok tanam.

Termasuk bekerja sama dengan WWF (World Wide Fund for Nature) dalam hal pengelolaan limbah kebun sekolah menjadi pupuk organik.

"Dalam beberapa kesempatan, WWF memberikan workshop dengan topik Lingkungan Hidup kepada para siswa. Tak hanya itu, WWF memfasilitasi SMPN 1 Sekolaq Darat beserta beberapa sekolah lain untuk melakukan studi tur ke sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka,” tutur Elli.

Elli mengungkap, pengelolaan kebun sekolah dilakukan berlandaskan Kurikulum Merdeka yang diadopsi sekolah melalui Program PINTAR Penggerak besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) besama mitra program organisasi penggerak Tanoto Foundation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com