Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Merdeka Kerek Kualitas Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 27/01/2023, 17:25 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Dengan fokus pada materi esensial dan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru tidak lagi terbebani dengan materi. Sehingga, guru bisa melakukan asesmen awal dan menyesuaikan kecepatan mengajar dengan tingkat kemampuan murid," tutur Anindito.

Anindito kemudian menjelaskan jika pembelajaran berdiferensiasi juga memberi ruang bagi guru untuk menggunakan beragam sumber belajar, jadi bukan hanya bergantung pada buku teks.

Bahkan, guru dapat memilih bab-bab tertentu dari sebuah buku teks atau menggunakan buku teks dari jenjang yang lebih tinggi atau lebih rendah sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

"Para guru juga diharapkan menggunakan atau memodifikasi berbagai sumber belajar lain selain buku teks, termasuk yang sudah disediakan dalam Platform Merdeka Mengajar," ujar dia.

Baca juga: Rekrutmen SIPSS Polri 2023 untuk Lulusan D4, S1, dan S2, Ayo Daftar

Selain fokus pada materi esensial, Kurikulum Merdeka juga memberi waktu khusus untuk pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.

"Karena karakter tak cukup hanya dikembangkan melalui pelajaran akademik di kelas, maka ada sekitar 20-30 persen jam pelajaran yang bisa digunakan untuk aktivitas kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila," jelas Anindito.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila sendiri bukan sekadar berfokus pada menghasilkan produk. Kegiatannya pun tidak harus berbiaya besar atau mengandalkan teknologi.

Ukuran keberhasilan projek bukan biaya atau kemeriahan kegiatan, tapi pengembangan karakter yang dirasakan oleh murid.

Anindito mendorong para guru dan kepala satuan pendidikan untuk mempelajari lebih lanjut berbagai panduan yang dihadirkan Kemendikbud Ristek, khususnya Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, Panduan Pembelajaran dan Asesmen, Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Baca juga: Kemendikbud Buka Daftar Program IISMA Mulai 18 Februari, Ayo Daftar

"Pergantian kurikulum bukan soal dokumen dan administrasi semata, tetapi bagaimana mendorong perbaikan pembelajaran di kelas untuk semua murid. Oleh karena itu, Kemendikbud Ristek tidak membakukan dokumen-dokumen tertentu. Ibu dan Bapak guru boleh saja menggunakan format yang sudah biasa digunakan dan beragam contoh lewat Platform Merdeka Mengajar," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com