Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dengan Perencanaan Tepat, Dua Guru Ini Berupaya Benahi Kualitas Pendidikan

Kompas.com - 29/11/2022, 07:30 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

“Saya langsung jatuh hati melihat mereka. Saya hanya ingin bersyukur dengan keberuntunganku melalui pengabdian buat anak-anak ini,” cerita Siti dengan suara bergetar.

Selain mengajar, Siti tertarik dengan kondisi pelaporan keuangan di sekolahnya yang masih perlu mendapatkan perhatian dalam proses penyusunannya.

Baca juga: Kisah Guru Asal Sumut, Menulis Banyak Buku hingga Jadi Idola Murid

 

Siti menyadari bahwa pelaporan keuangan yang baik menjadi poin penting dalam operasional sekolah, agar manajemen sekolah dapat berjalan dengan baik dan sesuai aturan.

Ia juga tergerak untuk membuka wawasan guru-guru agar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Pasalnya, kata dia, selain kepala sekolah dan dirinya, para guru masih enggan menyentuh laptop karena takut rusak dan belum menguasai pengoperasian perangkat tersebut.

Kisah perjuangan para guru tersebut merupakan gambaran nyata di lapangan tentang masih perlunya perhatian pemerintah lewat intervensi yang tepat. Hal ini dibutuhkan untuk dapat membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh di pelosok Indonesia.

Rapor Pendidikan

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) 2022, terdapat lebih dari 52 juta siswa dalam sistem pendidikan Indonesia. Artinya, ada lebih dari 10 kali lipat populasi warga Singapura yang perlu pemerintah Indonesia layani.

Selain siswa, ada lebih dari 3 juta guru yang memerlukan perhatian pemerintah. Hal tersebut ditambah fakta bahwa Indonesia terbagi dalam tiga daerah waktu dan wilayah, yakni Indonesia barat, tengah, dan timur.

Dengan besar dan masifnya sistem pendidikan Indonesia, negeri ini memerlukan suatu instrumen yang dapat memetakan tantangan, kendala, dan mutu seluruh satuan pendidikan.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek menyelenggarakan survei nasional melalui Asesmen Nasional (AN).

Baca juga: Mengenal Rapor Pendidikan, Platform Terbaru Rilisan Kemendikbud Ristek

Data hasil AN tersebut kemudian diintegrasikan dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), data Pendidikan dari Kementerian Agama (EMIS), platform digital guru dan kepala sekolah (tracer study SMK), data Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), data akreditasi sekolah, dan Badan Pusat Statistik (BPS), serta berbagai sumber data pokok lain terkait pendidikan ke dalam sebuah platform digital, yakni Rapor Pendidikan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan, platform Rapor Pendidikan dirancang untuk memudahkan kepala satuan pendidikan dan dinas pendidikan dalam memetakan kondisi pendidikan di satuan atau daerahnya.

"Dengan memanfaatkan Rapor Pendidikan, dinas pendidikan dan satuan pendidikan dapat mengidentifikasi kondisi daerah dan satuan pendidikannya secara riil," kata Nadiem saat peluncuran Merdeka Belajar Episode Ke-19: Rapor Pendidikan Indonesia, pada Jumat (1/4/2022)

Menurut Nadiem, data tersebut bukan hanya sebagai ‘pemberitahuan’ kepada daerah dan satuan pendidikan, melainkan sebagai titik mula untuk merefleksikan dan membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Melalui pemanfaatan Rapor Pendidikan, kata Nadiem, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) dapat memetakan dan memberikan bantuan serta intervensi yang sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com