KOMPAS.com - Belakangan ini ada fenomena pinjaman online (pinjol) yang menjerat banyak mahasiswa IPB University.
Terkait hal itu, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si., memberikan pandangannya.
Menurutnya, fenomena ini sudah diprediksi sebelumnya. Sebab, jasa pinjaman online bisa menawarkan sejumlah kemudahan dan kecepatan dalam hal finansial.
Meski demikian, ini cenderung menjebak masyarakat awam atau mahasiswa yang tidak memiliki literasi finansial.
Baca juga: Mahasiswa S2/S3 Bisa Magang di 13 BUMN, Begini Caranya
"Mahasiswa atau masyarakat yang kurang literasi keuangannya memang gampang terjebak," ujarnya dikutip dari laman Unesa, Sabtu (19/11/2022).
Selain itu, di sisi lain para korbannya mungkin memiliki literasi finansial yang cukup, tetapi karena faktor sosial dan ekonomi yang menuntut mereka membutuhkan dana cepat juga bisa terjebak.
"Karena butuh kali ya, akhirnya ya sudahlah pinjol aja," imbuhnya.
Dekan FEB Unesa juga menjelaskan bahwa pinjol sangat meresahkan masyarakat bahkan sudah mengarah pada penipuan.
Selain sistem bunganya yang tinggi, cara penagihannya pun cenderung tidak etis alias dengan cara-cara mengintimidasi dan paksaan.
Ini bisa berbahaya secara psikis dan berdampak pada aspek akademik mahasiswa itu sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.