Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dekan FEB Unesa: Ini Dampak dan Tips agar Mahasiswa Tak Terjerat Pinjol

KOMPAS.com - Belakangan ini ada fenomena pinjaman online (pinjol) yang menjerat banyak mahasiswa IPB University.

Terkait hal itu, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Anang Kistyanto, S.Sos., M.Si., memberikan pandangannya.

Menurutnya, fenomena ini sudah diprediksi sebelumnya. Sebab, jasa pinjaman online bisa menawarkan sejumlah kemudahan dan kecepatan dalam hal finansial.

Meski demikian, ini cenderung menjebak masyarakat awam atau mahasiswa yang tidak memiliki literasi finansial.

"Mahasiswa atau masyarakat yang kurang literasi keuangannya memang gampang terjebak," ujarnya dikutip dari laman Unesa, Sabtu (19/11/2022).

Selain itu, di sisi lain para korbannya mungkin memiliki literasi finansial yang cukup, tetapi karena faktor sosial dan ekonomi yang menuntut mereka membutuhkan dana cepat juga bisa terjebak.

"Karena butuh kali ya, akhirnya ya sudahlah pinjol aja," imbuhnya.

Dampak pinjol

Dekan FEB Unesa juga menjelaskan bahwa pinjol sangat meresahkan masyarakat bahkan sudah mengarah pada penipuan.

Selain sistem bunganya yang tinggi, cara penagihannya pun cenderung tidak etis alias dengan cara-cara mengintimidasi dan paksaan.

Ini bisa berbahaya secara psikis dan berdampak pada aspek akademik mahasiswa itu sendiri.

Perlunya peran dari kampus

Untuk itu, diperlukan peran serta dari kampus atau perguruan tinggi untuk memberikan edukasi tentang literasi keuangan yang baik dan benar kepada mahasiswa, terutama mahasiswa baru.

Sebagai salah satu solusi, kampus juga bisa membuka alternatif pinjaman melalui koperasi mahasiswa (kopma). Sehingga ketika mahasiswa terhimpit kebutuhan mendesak, bisa melakukan pinjaman ke kopma.

Karena itu ia berpesan kepada para mahasiswa agar selalu waspada dengan tawaran yang menggiurkan dari pinjol.

"Jangan mudah terjebak meski terdesak. Bunganya mungkin rendah, tetapi akumulasinya setiap hari bisa membengkak dan menjadi beban," terangnya.

Jika ada kebutuhan, mahasiswa harus membicarakannya dulu dengan orang tua, apa dan berapa kebutuhannya.

Kemudian bisa konsultasi kepada dosen wali atau dosen pembimbing akademik (DPA) agar bisa menemukan cara lain selain pinjol, jika memang benar-benar butuh dana.

Peran serta pemerintah

Hal penting lainnya ialah peran serta dari pemerintah. Yakni Otoritas Jasa keuangan (OJK) juga perlu bertindak tegas. Pemerintah harus mengeluarkan regulasi perlindungan konsumen.

Termasuk menindak tegas pelaku atau jasa pinjol abal-abal, ilegal atau yang legal tetapi nakal.

"Mereka (jasa pinjol, red) ini harus ditindak tegas. Kalau terbukti melanggar aturan, izinnya bisa dicabut atau ditutup usahanya. Bahkan pimpinannya diblacklist untuk memberikan efek jera bagi para pelakunya," tandas Anang Kistyanto.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/11/20/145810271/dekan-feb-unesa-ini-dampak-dan-tips-agar-mahasiswa-tak-terjerat-pinjol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke