Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM: Ini Alasan 52 PLTU Harusnya Gunakan Bahan Bakar Biomassa

Kompas.com - 27/10/2022, 08:53 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber UGM

KOMPAS.com - Selama ini, penggunaan batu bara untuk bahan bakar di dunia industri justru dikenal sebagai penghasil emisi gas rumah kaca.

Terlebih untuk sumber bahan bakar bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Untuk itu dibutuhkan sumber energi lain seperti sumber daya biomassa.

Bahkan di Indonesia memiliki banyak sumber daya biomassa sebagai pengganti bahan baku batu bara. Teknologi untuk mengganti bakan bakar batu bara dengan biomassa dikenal dengan Co-firing.

Baca juga: Guru Besar UGM: Selain Obat, ada 3 Faktor Penyebab Gagal Ginjal Akut

Hal itu diungkapkan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Samsul Kamal, M.Sc., Ph.D., pada seminar internasional di Yogyakarta, Rabu (26/10/2022).

Menurutnya, teknologi Co-firing ini dianggap sebagai solusi untuk memulai program transisi energi baru dan terbarukan.

"Cofiring merupakan solusi strategis dan ekonomis dalam transisi energi di Indonesia dan upaya efektif untuk mengurangi emisi CO2 karena penggunaan bahan bakar batu bara pada sumber energi masih dominan di 52 PLTU," ujarnya dikutip dari laman UGM.

Biomassa rendah emisi

Ia pun melakukan studi pada pemanfaatan biomassa sangat memberikan manfaat sebagai bahan bakar alternatif karena dinilai rendah emisi sehingga relevan mendukung program energi bersih dan energi hijau dunia.

"Biomassa sangat rendah kandungan sulfur dan nitrogen dan saya kira pembangkit listrik tenaga uap kita bisa menggunakan tenaga biomassa ini," ungkapnya.

Akan tetapi, pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar energi terbarukan sangat memerlukan dukungan dari pemerintah.

Baca juga: Terkait Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal, Guru Besar UGM: Masih Jadi Misteri

Tentunya dalam hal ini PLN untuk mulai mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan batu bara.

Dikatakan, jika teknologi cofiring di PLTU dikembangkan dengan baik maka bisa meningkatkan penggunaan biomassa di tanah air. Tentunya agar semakin berkembang dan memiliki nilai jual tinggi.

Samsul Kamal juga mengatakan, teknologi cofiring sebenarnya dapat mengonsumsi 100 persen bahan baku biomassa dengan menggunakan boiler PLTU yang sesuai dengan teknologi cofiring.

Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan persentase pembakaran dengan bahan baku biomassa untuk pembangkit listrik sangat memerlukan dukungan penelitian lebih lanjut dari sisi material serta aspek pembakaran.

"Kolaborasi penelitian adalah langkah terbaik untuk melakukan itu," tuturnya lagi.

Baca juga: Teman Seangkatan Kompak Tunjukkan Bukti Jokowi Alumni UGM

Namun bagi dia, jika seluruh PLTU sudah menggunakan biomassa maka program pengembangan biomassa sebagai energi baru dan terbarukan akan tumbuh dan berkembang baik dari sisi bisnis dan teknologinya.

Sumber energi dan jenis tanaman

Dari hasil penelitiannya itu, berbagai lokasi sumber energi biomassa yang bisa dimanfaatkan yakni berasal dari hasil:

  • hutan tanaman energi atau industri
  • hutan sosial
  • limbah penebangan
  • hasil kayu dari pembukaan lahan
  • limbah pengolahan kayu
  • limbah agroforestri
  • limbah padat kota

Adapun jenis tanaman yang potensial yang bisa dikembangkan sebagai biomassa adalah:

  • akasia
  • kaliandra
  • gamal
  • pilang
  • turi
  • lamtoro gung

Baca juga: Soprema Fisipol UGM 2022, Bina Jiwa Sociopreneurship Pemuda Indonesia

Menurutnya, jenis tanaman ini memiliki karakteristik cepat tumbuh, adaptasi baik, tahan hama dan penyakit, siklus panen pendek serta memiliki nilai kalor yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com