Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mendikbudristek Kunjungi Sejumlah Daerah untuk Pantau Perkembangan Kurikulum Merdeka

Kompas.com - 26/10/2022, 18:54 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa pihaknya menerima respons positif terhadap dampak implementasi program Merdeka Belajar dari berbagai pihak di Pontianak Utara, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Adapun berbagai pihak yang dimaksud, yaitu para kepala daerah seperti gubernur, wali kota, dan bupati. Kemudian, kepala dinas pendidikan, serta kepala sekolah.

Selain respons positif, berbagai pihak tersebut juga memberikan dukungan dan masukan terkait program-program Merdeka Belajar. Menurut Nadiem dukungan dan masukan dari berbagai pihak tersebut sangat penting untuk terus dikawal bersama.

"Hari ini, Senin (24/10/2022), kami bersyukur mendengar langsung bahwa berbagai program dan kebijakan yang kami upayakan selama ini mulai dirasakan dampak positifnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (26/10/2022).

Pernyataan tersebut Nadiem sampaikan usai berdialog dengan para Kepala Sekolah Penggerak di Sekolah Dasar (SD) Negeri 28 Pontianak Utara dalam rangka kunjungan kerja (kunker) ke Kalbar, Senin.

Dalam sesi diskusi tersebut, Nadiem juga menerima banyak masukan berharga dari para kepala sekolah dan guru.

Baca juga: Korupsi Dana BOS, Mantan Kepala Sekolah dan Mantan Bendahara SMK Swasta di Sleman Ditetapkan Tersangka

"Hari ini kami mendapat banyak masukan, misalnya seperti penyederhanaan proses administrasi agar tidak memberatkan guru,” ujarnya.

Kemudian, lanjut Nadiem, masukan terkait rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), tentang penyempurnaan platform Merdeka Mengajar, dan implementasi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) terkait penugasan guru penggerak menjadi kepala sekolah.

Semua masukan tersebut, kata dia, akan dicermati dan menjadi bahan evaluasi guna perbaikan program Merdeka Belajar.

"Masukan bapak ibu guru sangat berharga bagi kami. Pasti akan kami perhatikan dan pikirkan untuk ditindaklanjuti dalam program dan kebijakan," ujar Nadiem.

Ia menjelaskan, mengurangi beban kepadatan pelajaran menjadi salah satu perubahan positif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada kurikulum.

Kemendikbudristek mendorong beban kepadatan pelajaran dikurangi sebanyak 30 sampai 40 persen dan lebih fleksibel.

Baca juga: Pembelajaran Berbasis Bermain Kembangkan Potensi Siswa secara Penuh

"Kepadatan materi pembelajaran di sekolah menimbulkan banyak komplain dari orangtua murid. Maka dari itu kami rampingkan, sederhanakan agar lebih fokus kepada pendalaman materi," jelas Nadiem.

Menurutnya, hal tersebut sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) agar tidak selalu merasa tertinggal dengan sekolah lain dan bisa fokus pada berbagai hal yang esensial.

"Fleksibilitas ini penting agar guru dapat lebih merdeka menentukan mau secepat apa, kemudian bisa fokus pada materi yang mendasar dan penting," tutur Nadiem.

Bantu guru terapkan Kurikulum Merdeka

Pada kesempatan tersebut, Nadiem mengatakan bahwa para guru di Pontianak telah mengimplementasikan penggunaan platform Merdeka Mengajar dengan baik.

Bahkan, kata dia, sebagian besar pengajar sudah menggunakan platform yang membantu dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dan meningkatkan kompetensi.

"Para guru memberikan berbagai macam masukan terhadap fitur-fitur yang akan mempermudah pembelajaran mereka, dan ini akan kami jadikan evaluasi," jelas Nadiem.

Baca juga: Warga Protes Tarif Festival Pesona Kuliminasi Pontianak Mahal, Ini Penjelasan Pemkot

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan apresiasi atas kehadiran Mendikbudristek Nadiem di Kota Pontianak.

"Hari ini, Senin (24/10/2022) menjadi istimewa bagi kami, khususnya para guru, karena informasi yang selama ini kami terima bisa langsung didengarkan dari Mendikbudristek," ucapnya.

Edi meyakini bahwa terobosan yang dilakukan Mendikbudristek Nadiem akan dapat dirasakan hasilnya setelah lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Ia berharap, perubahan tersebut akan terus berlangsung dan program unggulan yang dilakukan Mendikbudristek dapat proses transformasi pendidikan, khususnya di Kota Pontianak.

"Mari kita dukung langkah Mendikbudristek Nadiem untuk perubahan lebih baik bagi sistem pendidikan kita," ujar Edi.

Senada dengan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Adrianus Asia Sidot berharap, program unggulan tersebut dapat membawa perubahan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia

Baca juga: Bersama Perusahaan Ini, Universitas Widya Kartika Surabaya Dukung Pendidikan Kaum Milenial

"Semoga program ini membawa perubahan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, dan Kota Pontianak dapat menjadi pionir," imbuhnya.

Mendikbudristek Nadiem berikan apresiasi kepada sekolah

Selain menerima respons positif, Nadiem juga memberikan apresiasi para kepala Sekolah Penggerak yang telah menerapkan sejumlah program Merdeka Belajar.

Ia mengatakan, menjadi Sekolah Penggerak bukan suatu hal yang mudah karena membutuhkan keberanian dalam menghadapi kerumitan dan tantangan.

Untuk itu, Nadiem menyampaikan terima kasih kepada para kepala sekolah yang telah mampu menggerakkan warga sekolah untuk bersama-sama mengimplementasikan paradigma baru di sekolah masing-masing.

“Saya ucapkan apresiasi, terima kasih kepada bapak ibu kepala sekolah yang telah menjadi garda terdepan perubahan. Terima kasih bapak ibu sudah berani meluncurkan paradigma baru dalam pembelajaran,” ujarnya.

Baca juga: Definisi Sekolah Penggerak dan Bentuk Intervensinya

Nadiem menjelaskan bahwa paradigma sekolah penggerak sebagai sekolah favorit merupakan kesalahan persepsi.

Ia mengaku, pihaknya memilih Sekolah Penggerak bukan berdasarkan rating atau wajah sekolah tersebut, tetapi dari kemauan kepala sekolah dan para guru untuk melakukan perubahan.

Kemudian, kata Nadiem, dalam mengimplementasikan sekolah penggerak, Kemendikbudristek memberikan bantuan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung berbagai program pembelajaran.

“Kami utamakan bantuan TIK diberikan kepada sekolah-sekolah yang fasilitasnya belum ada,” jelasnya.

Respons peserta sekolah penggerak

Sebagai peserta Sekolah Penggerak, beberapa pihak sekolah di berbagai tingkat pendidikan memberikan respons positif terhadap program Sekolah Penggerak yang digagas Mendikbudristek Nadiem.

Baca juga: Mendikbud Apresiasi Kepala Sekolah Penggerak Pontianak dan Kubu Raya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com