Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Guru Besar IPB: Orang Indonesia Sering Minum Herbal

Kompas.com - 03/10/2022, 20:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Krisis pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya makan dan minum bergizi untuk meningkatkan imunitas.

Masyarakat juga meyakini dari media sosial (medsos), media elektronik maupun informasi lainnya, bahwa minuman tertentu dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Baca juga: Punya 400 Anggota Tim Bayangan, Pengamat: Nadiem Tak Percaya ASN Kemendikbud

Guru Besar Ilmu Gizi IPB, Prof. Hardinsyah menyebut, air putih dan minuman herbal menjadi favorit masyarakat selama pandemi Covid-19.

Sementara minuman berbasis pemanis diduga mengalami penurunan.

"Temuan ini didapatkan dari survei online terhadap minuman favorit selama masa pandemi bersama mahasiswa IPB," ungkap dia dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

Hasil temuan ini dikombinasikan dengan beberapa studi di berbagai negara. Survei ini untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan jenis minuman di dalam negeri maupun mancanegara.

Menurut dia, minuman dapat dikategorikan favorit bila jumlah konsumsinya minimal 20 persen dari total populasi suatu negara.

Dari penelitian terhadap 2.200 subjek orang dewasa di Jawa, kategori air minum tidak dalam kemasan tetap menjadi favorit di masa pandemi Covid-19 dan tidak mengalami penurunan.

"Kajian ini bahkan menemukan bahwa subjek yang tetap minum air bernilai lebih dari 75 persen, baik pada wanita maupun pria," ungkap dia.

Baca juga: Pengamat: 400 Anggota Tim Bayangan Nadiem Berpotensi Langgar UU dan Regulasi

Dia menambahkan, survei juga dilakukan pada kategori minuman ringan seperti jus buah, susu, isotonik, minuman berenergi dan berkarbonasi.

Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah konsumsi tetap meningkat selama dua tahun pandemi. Namun pada minuman berkarbonasi nilainya tidak terlalu tinggi.

Di sisi lain, sebut dia, konsumsi terhadap minuman herbal berbasis kunyit, jahe dan STMJ (susu, telur, madu, jahe) ikut meningkat.

Lebih lagi kemasannya semakin praktis, dijual dalam bentuk cair siap saji. Minuman herbal juga semakin mudah diakses oleh konsumen di warung hingga supermarket.

Pakar Gizi IPB ini mengatakan, salah satu studi terkait tingkat hidrasi atau kecukupan air minum pada pekerja kelas menengah selama pandemi Covid-19 juga menemukan hal unik. Pekerja yang diteliti merupakan pekerja umum non kesehatan dan kesehatan.

"Berdasarkan kajian tersebut, asupan air harian pekerja umum non kesehatan cenderung tidak cukup minum. Berbeda dengan pekerja Kesehatan, mereka lebih sadar akan pentingnya asupan air minum harian. Secara umum, manusia membutuhkan air sekitar 1 mililiter per 1 kkal kebutuhan energi harian, yakni dengan total sekitar 1.900 milliliter," ucap dia.

Menurutnya, kajian di mancanegara juga menemukan hal menarik. Di Korea, konsumsi minuman manis cenderung meningkat. Temuan ini menggambarkan bahwa selama pandemi Covid-19, tidak semua masyarakat mendukung hidup sehat.

Jikalau di Amerika, konsumsi alkohol meningkat hingga 21 persen selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Sosok Alvin, Sarjana Terbaik ITS dengan IPK 3,96

"Padahal alkohol dapat melemahkan imunitas. Akibat kenaikan konsumsi alkohol ini, World Health Organization (WHO) sampai mengeluarkan pernyataan bahwa tidak benar info yang mengatakan bahwa alkohol dapat mencegah Covid-19, membunuh virus atau menstimulasi imunitas," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com