Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Dunia Pendidikan Hadapi Derasnya Perubahan, Rektor Prasmul Kenalkan Konsep Fundamental Resetting

Kompas.com - 06/09/2022, 17:04 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comRektor Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) Djisman Simandjuntak menyoroti tentang peran dunia pendidikan dalam mendukung penyediaan talenta yang dibutuhkan untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Menurutnya, perusahaan science based yang besar dan tumbuh di Indonesia masih sangat sedikit. Padahal hidup semua orang semakin tergantung pada teknologi.

“Karena itu, kita harus bisa menggerakkan siswa-siswa Indonesia untuk memilih pembelajaran yang mengarah ke kewirausahaan. Minyak bumi, gas, hutan habis, overfishing terjadi di mana-mana,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Dia menegaskan, pilihan semua pihak tidak lain adalah membangun bisnis-bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan.Terlebih, dunia pendidikan juga menghadapi tantangan sangat serius dalam menghadapi derasnya perubahan di berbagai belahan dunia.

Terkait hal itu, Djisman menyampaikan konsep fundamental resetting dalam dunia pendidikan untuk menjawab tantangan perubahan.

Baca juga: Dosen Universitas Prasmul Rancang Sistem Pangan Berkelanjutan Melalui Haltrack

Konsep itu juga diangkat dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-40 Universitas Prasmul yang jatuh pada 6 September dengan tema “Embarking Fundamental Resetting”.

“Konsep fundamental resetting adalah perubahan mendasar sebagai upaya menjawab tantangan perubahan zaman yang semakin pesat,” ungkapnya.

Dia memaparkan, konsep itu bisa menjadi salah satu upaya untuk menjawab masalah perubahan iklim, perubahan demografi dengan kemunculan generasi penerus yang kian adaptif terhadap kemajuan teknologi, perubahan teknologi yang terus melaju kencang, hingga perubahan geopolitik dan ekonomi ketika kekuatan ekonomi global telah bergeser ke wilayah Asia.

“Melalui konsep fundamental resetting ini, Universitas Prasmul, melalui pelayanan utamanya di bidang pendidikan akan terus menggerakkan aneka kolaborasi berbasis keilmuan,” katanya. 

Hal tersebut sesuai dengan budaya yang ada di lingkungan Universitas Prasmul. Pasalnya sejak didirikan hingga berusia 40 tahun, kolaborasi atau semangat gotong-royong sudah menjadi budaya di lembaga pendidikan ini.

Baca juga: Keberhasilan Alumnus Prasmul Cetak Fashion Lokal Kualitas Unggulan

Aneka kolaborasi itu bertujuan menjadikan para sarjana lulusan Prasmul memiliki kekuatan dalam keahlian bekerja sama, memiliki kemauan kuat, mentalitas pantang menyerah, serta attention to details (perhatian terhadap detail).

“Di Universitas Prasmul, melalui semangat kolaborasi, kami memadukan rumpun ilmu sosial dengan science, technology, engineering, and mathematics (STEM) sebagai prakarsa untuk memecahkan aneka persoalan kehidupan,” tambah Djisman yang juga menjabat sebagai Lead Co-Chair of Think 20 (T20), grup keterlibatan resmi Group of Twenty (G20).

Sebagai informasi, T20 bertanggung jawab untuk menghubungkan dan berkolaborasi dengan think tank regional dan internasional dan memberikan rekomendasi kebijakan berbasis penelitian kepada G20. 

Adaptasi kemampuan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Harris Turino mengatakan, kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman menjadi karakter sangat penting yang harus dimiliki sumber daya manusia (SDM) saat ini.

Baca juga: Berbekal Niat Bantu Petani, Alumnus Prasmul Ini Sukses Masuk Forbes 30 Under 30 Asia

“Pandemi Covid-19 mengajarkan kita bahwa kemampuan beradaptasi yang cepat menentukan peluang keberhasilan kita menghadapi ketidakpastian,” terangnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com