Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sampah, Praktik Baik Pengelolaan Sampah di SMPN 11 Muaro Jambi

Kompas.com - 06/07/2022, 17:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Catatan ini dijadikan sebagai data untuk pembagian hasil dari hasil sampah yang terjual pada bank sampah dari setiap kelas.

Dari hasil pemantauan pada semester pertama diketahui banyaknya sampah yang memiliki nilai jual terkumpul pada tim pengolah sampah sekolah.

Untuk itu, Kepala Sekolah dan tim pengolahan sampah memandang perlu adanya bank sampah sekolah sebagai penampungan sampah tersebut agar aman serta terlihat indah pandang mata.

Bank sampah ini adalah suatu ruang khusus yang dibuat pada ruang kosong antara dua bangunan ruang belajar dengan ukuran 3 x 4 meter pesegi dengan disain ruang tertutup dengan bagian depan pintu serta jendela sebagai ventelasi.

Bank sampah SMP Negeri 11 Muaro Jambi juga dilengkapi dengan timbangan, rak penyimpanan, serta meja kursi untuk tim pengolahannya.

Baca juga: Siswa, Yuk Coba 5 Upaya Kurangi Sampah di Laut

4. Kerjasama dengan pool sampah desa

Dalam acara "Spemblas Expo 2022" yang digelar SMPN 11 Muaro Jambi, Kepala Sekolah mengajukan permohonan kepada Kepala Desa dan Komite sekolah untuk menjalin kerja sama dalam pengolahan sampah yang dilakukan sekolah.

Kepala Desa saat itu menyambut baik program pengolahan sampah yang dilakukan sekolah serta membuka ruang kerja sama dengan pool sampah desa baik dalam pengolahan maupun penjualan.

5. Sampah menjadi investasi

Lebih jauh Wahyu Fitroh mengungkapkan, setelah satu tahun pelajaran (2020/2021) ruang belajar dan lingkungan sekolah sudah jarang terlihat adanya sampah khususnya sampah plastik.

"Antusias peserta didik dalam mengumpulkan sampah cukup tinggi karena keinginan setiap kelas untuk mendapat prestase yang lebih tinggi dari hasil sampah tersebut," ujar Wahyu Fitroh.

Namun demikian, Kepala Sekolah menilai masih dirasa perlu adanya cara yang lebih baik lagi untuk penyempurnaan cara pengolahan sampah yang karena masih ditemukan sampah plastik lainnya berupa kulit buku, alat tulis bekas yang rusak, kantong plastik wadah minuman, dan lembaran kertas buku peserta didik.

Hal ini disebabkan tidak seluruh peserta didik bisa mengikuti dengan baik program pengolahan sampah tersebut serta luasnya lokasi sekolah sekolah lebih kurang dua hektar.

Baca juga: Manfaatkan Sampah Organik, Mahasiswa UI Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Ada daerah di lingkungan sekolah diluar kontrol guru maupun peserta didik yang peduli dengan sampah.

"Masih perlu adanya inovasi, ide cemerlang untuk mengatasi permasalah tersebut," pungkas Wahyu Fitroh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com