Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Sampah, Praktik Baik Pengelolaan Sampah di SMPN 11 Muaro Jambi

KOMPAS.com - Pengelolaan sampah masih menjadi persoalan banyak pihak, termasuk lingkungan sekolah. Persoalan sampah ini juga dialami SMP Negeri 11 Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Saat belum memiliki pengelolaan sampah yang baik, Wahyu Fitroh, Kepala SMP Negeri 11 Muaro Jambi menyampaikan, SMP Negeri 11 Muaro Jambi melakukan sejumlah kebijakan guna mengatasi persolan sampah di sekolah.

Wahyu Fitroh menjelaskan, beberapa kebijakan ditempuh antara lain; mengintruksikan kepada kantin sekolah agar tidak menggunkan wadah makanan dan minuman berbahan plastik atau steromfom, serta melarang menjual makanan dengan wadah plastik,

Kepala sekolah juga mengungkapkan, pihaknya menyediakan tempat-tempat sampah sekitar kantin, selain menyediakan tempat duduk untuk makan dan jajan bagi peserta didik.

Selain itu, sekolah juga menyediakan tempat-tempat sampah pada setiap ruang kelas, menempel stiker tentang membuang sampah di tempatnya, stiker tentang pentingnya kebersihan ruang belajar dan lingkungan sekolah yang dilakukan oleh guru piket.

Pihak OSIS bahkan melakukan kegiatan rutin setiap pagi sebelum masuk ruang kelas terlebih dahulu memunggut sedikitnya tiga sampah.

Namun kehadiran sampah khususnya sampah plasik, gelas air mineral pipet serta wadah makanan siap saji selalu ada terlihat di ruang kelas dan lingkungan sekolah.

1. Gelar rapat koordinasi

Merespons hal itu, Kepala Sekolah mengadakan rapat koordinasi dengan guru dan OSIS untuk mengatasi sampah tersebut.

Rapat Koordinasi Majelis guru mengambil kebijakan dengan pendekatan mengurangi (reduce) dan menggunakan kembali (reuse) dengan membuat aturan tentang batasan penggunaan bahan plastik pada kantin sekolah.

Siswa juga dilarang untuk jajan dengan menggunakan wadah jajanan yang berbahan plastik. Dan yang ketiga adalah membuat bank sampah sebagai wadah penampungan sampah yang memiliki harga jual. 

2. Pembentukan tim khusus

Rapat dewan guru beserta OSIS juga memutuskan perlu diadakan bank sampah sebagai rumah penampungan sampah hasil pemilahan sampah yang memiliki harga jual.

Oleh sebab itu diperlukan tim pengolahan sampah yang nantinya bertanggung jawab dalam pengolahan sampah yaitu Ketua, Wakil Ketua (Pembina OSIS) dan pengurus OSIS, Sekretaris, Wali kelas, dan Pengurus Kelas

Wahyu Fitroh menjelaskan, sistim kerja tim khusus pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

  • Tim melakukan sosialisasi tentang penangulangan sampah serta jenis sampah yang bisa diinvestasikan pada bank sampah.
  • Sampah yang tidak bisa ditanggulangi dengan menyediakan lokasi khusus untuk pembakaran dan yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
  • Selanjutnya peserta didik mengumpul sampah yang bisa diinvestasikan di kelas masing-masing melalui pengurus kelas dan isediakan wadah penyimpanan berupa karung.

3. Pembuatan Bank Sampah

Pada hari yang telah ditentukan, sampah dikumpulkan pada tim pengolah sampah, ditimbang serta dicatat hasil dari pengumpulan setiap kelas yang gunanya sebagai catatan bagi tim pengolahan sampah.

Catatan ini dijadikan sebagai data untuk pembagian hasil dari hasil sampah yang terjual pada bank sampah dari setiap kelas.

Dari hasil pemantauan pada semester pertama diketahui banyaknya sampah yang memiliki nilai jual terkumpul pada tim pengolah sampah sekolah.

Untuk itu, Kepala Sekolah dan tim pengolahan sampah memandang perlu adanya bank sampah sekolah sebagai penampungan sampah tersebut agar aman serta terlihat indah pandang mata.

Bank sampah ini adalah suatu ruang khusus yang dibuat pada ruang kosong antara dua bangunan ruang belajar dengan ukuran 3 x 4 meter pesegi dengan disain ruang tertutup dengan bagian depan pintu serta jendela sebagai ventelasi.

Bank sampah SMP Negeri 11 Muaro Jambi juga dilengkapi dengan timbangan, rak penyimpanan, serta meja kursi untuk tim pengolahannya.

4. Kerjasama dengan pool sampah desa

Dalam acara "Spemblas Expo 2022" yang digelar SMPN 11 Muaro Jambi, Kepala Sekolah mengajukan permohonan kepada Kepala Desa dan Komite sekolah untuk menjalin kerja sama dalam pengolahan sampah yang dilakukan sekolah.

Kepala Desa saat itu menyambut baik program pengolahan sampah yang dilakukan sekolah serta membuka ruang kerja sama dengan pool sampah desa baik dalam pengolahan maupun penjualan.

5. Sampah menjadi investasi

Lebih jauh Wahyu Fitroh mengungkapkan, setelah satu tahun pelajaran (2020/2021) ruang belajar dan lingkungan sekolah sudah jarang terlihat adanya sampah khususnya sampah plastik.

"Antusias peserta didik dalam mengumpulkan sampah cukup tinggi karena keinginan setiap kelas untuk mendapat prestase yang lebih tinggi dari hasil sampah tersebut," ujar Wahyu Fitroh.

Namun demikian, Kepala Sekolah menilai masih dirasa perlu adanya cara yang lebih baik lagi untuk penyempurnaan cara pengolahan sampah yang karena masih ditemukan sampah plastik lainnya berupa kulit buku, alat tulis bekas yang rusak, kantong plastik wadah minuman, dan lembaran kertas buku peserta didik.

Hal ini disebabkan tidak seluruh peserta didik bisa mengikuti dengan baik program pengolahan sampah tersebut serta luasnya lokasi sekolah sekolah lebih kurang dua hektar.

Ada daerah di lingkungan sekolah diluar kontrol guru maupun peserta didik yang peduli dengan sampah.

"Masih perlu adanya inovasi, ide cemerlang untuk mengatasi permasalah tersebut," pungkas Wahyu Fitroh.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/07/06/170946871/bank-sampah-praktik-baik-pengelolaan-sampah-di-smpn-11-muaro-jambi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke