Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim UNY Ciptakan Dompet Anti-Maling yang Bisa Dilacak

Kompas.com - 19/01/2022, 20:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tindakan pencopetan di tempat umum bisa terjadi kapan saja. Berangkat dari permasalahan itu, kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat inovasi dompet anti-maling yang diberi nama Dompi

Dompet ini dilengkapi dengan sistem pengaman yang akan memberi informasi kepada pemilik apabila dompet tersebut terpisah lebih dari 10 meter dari pemiliknya.

Uniknya, dompet tersebut terbuat dari serat pelepah pisang yang diberi motif huruf Jawa.

Baca juga: ITB Ciptakan Bensin dari Minyak Kelapa Sawit, Sukses Uji Coba

Para mahasiswa yang memiliki inovasi ini, ialah Asni Muslimah prodi pendidikan teknik busana, Annisa Nurfatimah Febrianti prodi pendidikan akutansi, Annisa Alimah Ufairoh prodi pendidikan fisika, Latifah Nur Khasanah prodi pendidikan kimia dan Atiqotul Maula Al Farihah dari prodi pendidikan sosiologi.

Asni Muslimah, salah satu anggota tim mengatakan mereka membuat dompet anti maling karena masih banyaknya pengguna dompet meski minat transaksi digital juga meningkat.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahan pembuatan dompet ini yang tidak menggunakan kulit hewan atau bahan konveksi pada umumnya.

“Kami gunakan pelepah pisang karena selama ini hanya menjadi limbah dan mengotori lingkungan,” kata Asni, dilansir dari laman UNY.

Sementara untuk huruf aksara Jawa, dipilih sebagai simbol budaya bangsa sekaligus untuk meningkatkan pengetahuan akan aksara Jawa, di mana aksra Jawa semakin lama eksistensinya semakin pudar.

Anggota lainnya, Annisa Nurfatimah Febrianti menambahkan selain motif aksara Jawa, mereka juga menambahkan motif sains untuk menarik perhatian para saintis dan memberi edukasi terhadap masyarakat, serta menambah nilai keunikan dari dompet yang diinovasikan.

Baca juga: ITS Inovasi Alat Deteksi Dini Covid-19 dari Suara Batuk

“Selain itu, kami pilih nama dompet pintar atau disingkat Dompi agar akrab di telinga masyarakat,” katanya. Produk ini dibuat sebagai usaha kreatif pelestarian budaya dan usaha mengangkat budaya lokal. 

Sementara, untuk sistem canggih di dalam dompet ini, digunakan teknologi yang terkoneksi module bluetooth yang bisa disebut sensor jarak.

Bahan yang diperlukan yaitu Module Bluetooth HC-05, Arduino UNO, PCB, kabel penghubung, kapasitor, buzzer, resistor, baterai lithium, timah soldier, pin charger dan push button. Sedangkan alat yang dibutuhkan adalah solder, Software IDEA, Aplikasi Arduino dan Bluetooth Simple.

Cara merakitnya, bahan dirangkai pada PCB kemudian mengatur kode pemrograman pada aplikasi IDEA dan membungkus sensor dengan kotak agar aman dan terlihat rapi. Sensor yang terdapat pada dompet akan menginformasikan apabila terpisah sejauh 10 meter dari gawai pemiliknya dengan berbunyi seperti sirene.

Sensor ini terkoneksi dengan gawai melalui bluetooth dan pemilik tinggal melacak keberadaan dompetnya melalui gawai. 

Pembuatan dompet menggunakan pelepah pisang melalui beberapa tahap.

“Batang pisang yang sudah ditebang, direbahkan, dipotong 2 meter atau 1 meter atau sesuai selera, tetapi sebaiknya sama panjangnya dan tidak terlalu pendek untuk memudahkan penjemuran dan penyimpanan sebagai stok di gudang,” kata Latifah Nur Khasanah, anggota lainnya. 

Baca juga: Beasiswa Penuh S2 ke Taiwan 2022, Tunjangan Rp 7,8 Juta Per Bulan

Setelah pelepah pisang kering, lalu disetrika agar halus, rata, dan rapi serta disimpan dengan cara digulung, ditumpuk ataupun digantung. Untuk memproses batang pisang basah yang baru ditebang sampai menjadi bahan baku siap pakai dibutuhkan waktu 1 minggu hingga pelepah pisang benar-benar kering.

Pengeringan yang tergesa-gesa dengan menggunakan sinar matahari penuh, justru membuat gedebog pisang menjadi getas, gampang robek, rapuh atau berwarna kusam. Selanjutnya disimpan di tempat yang kering atau tidak lembab supaya gedebog tidak berjamur.

Kemudian pelepah pisang ditenun menggunakan alat bukan mesin dengan cara menyilangkan benang pakan dan benang lungsin secara bergantian terus menerus sehingga menjadi helaian sebuah kain. Pelepah pisang siap digunakan.

Kemudian, bahan tersebut dibuatkan pola kemudian tim melakukan pemotongan bahan sesuai pola tersebut.

Lalu diberi bordiran aksara Jawa atau simbol sains. Langkah selanjutnya pemasangan sensor dan penjahitan dompet Dompi.

Karya ini berhasil meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan tahun 2021. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com