Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNS Bentuk Desa Tangguh Bencana Covid-19 di Boyolali

Kompas.com - 18/12/2021, 12:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia beberapa bulan lalu dilanda gelombang kedua Covid-19. Meski kasus Covid-19 sudah menurun, tetapi kini ada varian baru Covid-19 yakni Omicron.

Karena itu ada ancaman serangan gelombang ketiga. Untuk mencegah ancaman tersebut, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berinisiatif untuk membentuk Desa Tangguh Bencana Covid-19.

Adapun mahasiswa yang tergabung dalam tim Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pendidikan Geografi tersebut menjadikan Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali sebagai Desa Tangguh Bencana.

Baca juga: UNS Innovation Festival, Menparekraf: UMKM Solo Potensi Berkembang

Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan yakni September hingga November 2021 tersebut tim Hibah MBKM Pendidikan Geografi membantu memetakan wilayah sebaran Covid-19 di desa tersebut.

Desa pertama terdampak gelombang dua Covid

Melansir laman UNS, Jumat (17/12/2021), Desa Simo dipilih sebagai Desa Tangguh Bencana Covid-19 karena merupakan desa pertama di Kabupaten Boyolali yang terdampak gelombang dua Covid-19 pada rentang Juli hingga Agustus kemarin.

Berbagai cara telah dilalui pemerintah desa setempat untuk menangani pandemi termasuk pemberian vaksinasi bekerja sama dengan TNI/Polri sehingga kasus Covid-19 terkendali dan Desa Simo kembali menjadi zona hijau.

Namun kini Desa Simo terus berbenah dibantu oleh tim Hibah MBKM UNS. Sejumlah kegiatan dilakukan oleh tim yang berjumlah 10 orang tersebut. Mereka melakukan pemetaan sebaran Covid-19 yang sebelumnya pernah melanda.

Proses pembuatan peta tersebut dilakukan dengan cara plotting lokasi yang terdiri atas batas dusun, tempat, fasilitas umum, serta data penduduk.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Infused Water dari Rempah, Buah dan Sayur

Setelah diolah, tim Hibah MBKM menghasilkan beberapa peta meliputi peta administrasi Desa Simo, peta kepadatan penduduk, peta sebaran Covid-19, peta risiko Covid-19, peta ancaman Covid-19, peta kapasitas Covid-19, serta peta kerentanan Covid-19.

Peta tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemerintah desa dalam melakukan pencegahan serta penanganan Covid-19 ke depannya.

Koordinator tim Hibah MBKM, Aida Nur Azqiya berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan. "Kami mengucapkan terima kasih kepada Desa Simo atas kerja samanya dalam seluruh rangkaian kegiatan kami. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut ke depannya," ujar Aida.

Selain melakukan pemetaan, tim Hibah MBKM Pendidikan Geografi UNS juga melakukan pembentukan relawan Covid-19 dari kalangan Karang Taruna Desa Simo.

Pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu kegiatan inti dari Tim Hibah MBKM Desa Simo dengan melakukan sosialisasi tentang mitigasi Covid-19 dan penyuluhan tentang Desa Tangguh Bencana Covid-19 dengan menghadirkan pembicara utama dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali.

Selain itu, tim Hibah MBKM di bawah binaan Dr. Rita Noviani, S.Si., M.Sc. dan Dr. Pipit Wijayanti, S.Si., M.Sc. juga melakukan pelatihan Serambi Tani kepada masyarakat Desa Simo.

Bekal hadapi bencana

Adapun pelatihan ini merupakan salah satu upaya yang ditempuh agar masyarakat Desa Simo dapat memiliki kekuatan ekonomi sebagai bekal menghadapi bencana alam maupun nonalam.

Kegiatan yang menyasar ibu-ibu program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Simo ini diisi dengan pelatihan cara menanam bibit tanaman melalui media tanam polybag.

Bibit yang ditanam bermacam-macam di antaranya terong, cabai, dan tomat. Ketiga bibit tersebut dipilih karena disesuaikan dengan topografi dan jenis tanah Desa Simo.

Baca juga: Mahasiswa Unej Inovasi Biogas dari Kotoran Sapi

Para ibu PKK juga diajari cara membuat Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan limbah rumah tangga. Limbah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat POC meliputi sisa sayuran, sisa buah-buahan, air bekas cucian beras, dan cairan mikroba.

Namun, bahan-bahan tersebut harus difermentasi terlebih dahulu untuk menjadi POC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com