Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PMI: Akademisi Diajak Memperkuat Kurikulum Kebencanaan

Kompas.com - 07/12/2021, 20:18 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengajak akademisi memperkuat pendidikan bidang kebencanaan. Hal ini disampaikan mengingat beberapa wilayah Indonesia masih rawan bencana, sehingga perlu pencegahan hingga penanganan bencana serius.

Sekjen PMI menyampaikan hal ini dalam acara "The International Seminar on Disaster Education Model in Indonesia" yang digelar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Senin, 6 Desember 2021.

"Karena itu akan sangat baik apabila pengalaman dan pengetahuan yang didasari pada praktik lapangan ini dikelola lebih lanjut diserta dengan metodologi, sehingga bisa menjadi pengetahuan yang bisa dipelajari secara akademik," jelas Sudirman.

"Di sinilah dibutuhkan peran akademisi seperti yang ada di UNJ ini," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sudirman juga mengenalkan organisasi PMI pada mahasiswa Fakultas Geografi UNJ dan menjelaskan PMI merupakan organisasi sosial kemanusiaan yang memiliki pengalaman panjang dalam menangani berbagai bencana. 

Dipaparkan Sudirman, PMI kini memiliki jaringan yang sangat kuat di seluruh Indonesia. Antara lain ada markas-markas di 34 provinsi dan 490 Kabupaten/Kota, 236 unit donor darah yang telah menangani 2,5 juta pendonor, hingga ratusan ribu relawan yang siap siaga.

Di dalam setiap operasi, kata Sudirman, PMI mengutamakan keterlibatan sumber daya lokal, para relawan, serta para penggerak kemanusiaan termasuk dunia pendidikan.

Dia berharap para sumber daya lokal ini mampu mengedukasi masyarakat hingga menolong masyarakat bila ada momen bencana.

"Maka alangkah baiknya bila kerja sama dengan dunia pendidikan diperkuat dengan membangun atau mengembangkan kurikulum atau body of knoewledge yang bisa disebarluaskan," tambahnya.

Baca juga: Gandeng Basarnas, Mahasiswa Itera Dibekali Mitigasi Bencana

Kolaborasi akademisi dengan relawan ini menjadi penting, karena penanganan bencana tidak bisa lagi sekadar respon terhadap kejadian bencana, yang kemudian memberikan pertolongan pertama dan bantuan darurat.

Ia menegaskan, manajemen bencana harus dimulai dari kegiatan prabencana hingga pertolongan saat kondisi darurat.

"Manajemen ini bisa dilakukan mulai dari kegiatan pencegahan, edukasi, penerangan kepada masyarakat," terangnya.

 

Sekjen PMI Sudirman SaidDOK. PMI Sekjen PMI Sudirman Said

"Siapapun bisa meningkatkan penerangan dan komunikasi, mitigasi, penanganan kedaruratan, penyiapan infrastruktur sampai pada bagaimana menjalin dukungan-dukungan yang sifatnya global di bidang keuangan atau teknologi atau hal lain yang diperlukan dalam kebencanaan," ujarnya.

Di samping itu, Sudirman juga mengatakan saat ini PMI memiliki lembaga pendidikan dan pelatihan yang tersebar di beberapa kota.

"Kita punya politeknik Akbara (Akademi Teknologi Bank Darah) di Solo, Akademi Bakti Kemanusiaan di Jakarta, serta punya 10 training center di seluruh Indonesia," ungkap Sudirman.

Baca juga: Webinar IPB Bahas Mitigasi Pangan dalam Menghadapi Bencana Hidrologi

Sudirman setuju bila para akademisi bergandeng tangan dengan lembaga kebencanaan untuk saling belajar meningkatkan peluang sesuai metodologi akademis di bidang kebencanaan.

"Terlebih bila dibuat satu kurikulum model tentang kebencanaan ini diyakini bisa menambah konten. Oleh karena itu kami sangat bisa membuka diri untuk bisa bekerja sama dengan universitas atau Kemendikbu Ristek," pungkas Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com