Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Kepedulian dan Inisiatif Perubahan Iklim: Orang Muda Kini, Yuk Bisa Gerak Yuk!

Kompas.com - 30/11/2021, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemuda sadar bahwa persoalan iklim tidak akan selesai dalam waktu singkat. Sehingga, aksi yang keberlanjutan perlu digalakkan untuk memastikan Bumi tetap layak huni. Pemudalah yang akan mengemban tanggung jawab itu, bukan generasi sekarang.

Pemuda yang nantinya merasakan dampak langsung dari perubahan iklim, dan konsekuensi dari tindakan serta kebijakan para elit dunia. Sehingga, dalam isu ini pemudalah yang menjadi stakeholder terpenting, terutama yang terlibat di gerakan iklim.

Menurut Han & Ahn (2020), suara pemuda mewakili konstituen yang lebih luas, termasuk buruh, guru, dan kelompok lingkungan yang ada, sebagai mitra kerja sama dan membentuk jaringan luas untuk menghentikan perubahan iklim.

Oleh karena itu, bagi pemuda, urgensi perubahan iklim saat ini jauh melebihi kepentingan ekonomi, melainkan kelangsungan hidup kita di Bumi dan bagaimana mereka hidup nantinya di masa depan.

Terlebih, Bumi masih menjadi satu-satunya planet yang bisa menopang kehidupan manusia. Sebesar itulah beban para pemimpin dunia saat ini. Sebesar itulah kekhawatiran pemuda di seluruh dunia.

Pemuda dan iklim dunia masa depan

Narasi global akan terpusat isu perubahan iklim dan pemuda memiliki peran sentral untuk memastikan Bumi tetap layak huni. Terlepas apakah para pemimpin dunia mencapai suatu kesepakatan atau tidak, pemudalah yang memikul tanggung jawab besar.

Bagaimana kontribusi mereka akan menjadi pusat perhatian banyak pembuat kebijakan, ilmuwan, dan politisi. Namun, pertanyaannya bukan apa yang bisa mereka lakukan, tetapi jalur mana yang pemuda pilih untuk menjadi ladang perjuangan mereka.

Baca juga: Anak Muda Indonesia Desak Krisis Iklim Harus Jadi Prioritas Politik

Kita telah melihat banyak pemuda mencoba memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan, baik itu di tingkat lokal sampai global. Contoh paling nyata adalah Greta Thunberg yang menjadi aktivis dan menjadi pembicara yang menyuarakan kegelisahan pemuda.

Tentu, masih banyak lagi Greta-greta di seluruh negeri yang tidak terekspos media.

Di Indonesia pun juga sudah banyak yang melakukan sesuatu untuk lingkungannya. Mereka banyak bergerak di komunitas yang bersentuhan langsung ke masyarakat.

Ada komunitas Waste Hub, Transformasi Hijau, Jakarta Green Monster, Greeneration, Backsil Move, Zero Waste Indonesia, Jakarta Birdwatcher’s Society, KOPHI, Mangrove Action-Project, Teens Go Green, Greeneration, River for Life, Gerakan Diet Kantong Plastik, Greenpeace Indonesia, Sustaination, Lindungi Hutan, Youth for Climate Change Indonesia (YFCC Indonesia), Makassar/Bandung Berkebun, Pohon Inspirasi, Kebun Kumara, hingga Komunitas Pencinta Kertas.

Semua komunitas ini punya caranya sendiri dalam melestarikan lingkungan dan menyelamatkan Bumi dari krisis.

Jangan lupa kolaborasi, berkoordinasi dan berkomunikasi agar tantangan terasa lebih ringan karena dilakukan bersama-sama anak muda diberbagai daerah. Semua harus turun tangan, bergandengan tangan, menurunkan ego komunitas masing-masing untuk kepentingan yang lebih besar. Masa depan kehidupan bangsa ini.

Tentunya, ini baru segelintir di antara banyaknya komunitas yang mengedepankan isu lingkungan di Indonesia. Dari komunitas ini kita belajar bagaimana para pemuda telah mengambil peran nyata untuk melestarikan lingkungan sesuai dengan kapabilitas dan kompetensinya.

Bagi mereka, lingkungan adalah komponen terpenting dalam kehidupan. Tanpanya, manusia tidak bisa hidup di dalamnya. Terlebih, sepanjang sejarah manusia, kita selalu mengandalkan lingkungan untuk bertahan hidup sehingga pemuda merasa memiliki tanggung jawab moral menjaganya.

Selain itu, kontribusi yang mereka lakukan juga tidak hanya sebatas di ranah komunitas, tetapi ada juga yang bergerak di bidang wirausaha sosial. Mereka mencoba melestarikan lingkungan dan menjadikannya sebagai model bisnis yang kreatif dan inovatif.

Misalnya, ada Waste4Change dan Smash, dua bentuk wirausaha sosial yang mencoba berkontribusi di bidang energi dan lingkungan. Selain itu, pemuda juga menerapkan sikap-sikap cinta lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, memakai kembali barang yang bisa di daur ulang, dan lain-lain.

Baca juga: Komunitas Lintas Agama Desak Pemerintah Serius Tangani Krisis Iklim

Masih banyak peran pemuda yang bisa dilakukan. Di Indonesia saja sudah banyak yang melakukan gerak langkah. Kalau kita bicara dunia, akan jauh lebih banyak lagi jumlah pemuda yang bergerak menyelamatkan lingkungan.

Terlebih, kesadaran untuk merawat lingkungan semakin merasuk ke dalam jiwa pemuda di seluruh dunia.

Dalam beberapa waku ke depan, akan ada banyak kolaborasi antar pemuda lintas negara yang dilakukan untuk membuat sebuah gerakan masif dengan karya yang inovatif. Kolaborasi ini memungkinkan, terutama dengan teknologi yang terus berkembang dan media komunikasi yang membuat kita bisa berhubungan tanpa kenal jarak dan waktu.

Singkatnya, pemuda nantinya akan menjadi aktor utama dalam hal apapun, termasuk penyelesaian krisis iklim. Perlu lebih banyak yang bersuara bergerak nyata daripada sekedar berwacana.

Suara pemuda perlu didengar oleh pemerintah saat ini dan mereka bisa menceritakan sudut pandangnya tentang krisis iklim. Karena saat ini, suara pemuda mewakili jeritan Bumi Pertiwi.

Mari kita sadari dan lakukan Langkah nyata agar krisis iklim dapat kita kurangi dampaknya, mulai dari yuk kita rubah perilaku kita memperlakukana alam semesta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com