KOMPAS.com - Dosen IPB, Wisnu Ananta Kusuma menyebut, obat herbal dari tanaman lokal Indonesia berpotensi memiliki senyawa aktif untuk membantu mengatasi obesitas, salah satunya tanaman kemuning.
Menurut dia, identifikasi senyawa potensial tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan bioinformatika.
Baca juga: Harga Telur Ayam Anjlok, Ini Penjelasannya dari Profesor IPB
Pendekatan ini menggunakan prinsip network pharmacology, machine learning, dan molecular docking.
Peneliti dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika IPB University ini menjelaskan, pendekatan bioinformatika digunakan untuk melakukan penapisan bahan alam yang berpotensi mengaktifkan Brown Adipose Tissue (BAT).
Pendekatan ini dapat menjadi alternatif dalam menemukan protein atau gen yang berperan penting dalam obesitas, khususnya terkait aktivasi BAT sebagai target terapi obesitas.
"BAT atau jaringan adiposa coklat mampu mengoksidasi asam lemak dan glukosa untuk mempertahankan panas tubuh. Dari target protein ini dapat diprediksi senyawa dari herbal yang berpotensi jadi protein tersebut," ucap dia melansir laman IPB, Jumat (24/9/2021).
Saat ini, kata dia, IPB telah memiliki aplikasi inovatif IJAH Analytics yang dapat diakses di http://ijah.cs.ipb.ac.id.
Aplikasi ini dapat dikembangkan untuk target penyakit lainnya.
"Dengan memanfaatkan data senyawa dan tanaman dari IJAH Analytics, terdapat 22 senyawa pada tanaman kemuning yang diprediksi berpotensi jadi protein PPAR Gamma," ungkap dosen dari Departemen Ilmu Komputer IPB.
Baca juga: Undip Buka PTM Terbatas, Kapasitas Maksimal Hanya 25 Persen
Dosen IPB dari Departemen Fisika, Setyanto Tri Wahyudi menambahkan, data yang sudah didapat perlu divalidasi secara in silico melalui molecular docking.
"Dari target-target protein yang kita temukan tadi, kita buat model prediksi senyawa herbal dengan menjadikan interaksi antara senyawa atau obat obesitas yang dikumpulkan dari basis data DrugBank dan SuperTarget sebagai data latih," ucap Setyanto.
Setyanto mengatakan, model ini digunakan untuk meprediksi senyawa-senyawa yang terdapat di IJAH Analytics.
Terutama senyawa yang berinteraksi dengan protein yang memiliki peran penting dalam aktivasi BAT.
"Prediksi ini menghasilkan beberapa herbal potensial, antara lain kemuning dan seledri. Tanaman kemuning ini memiliki potensi sebagai anti obesitas," jelas dia.
Setyanto mengaku, dengan pendekatan bioinformatika, dirinya menemukan alternatif tanaman baru yang berpotensi untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit.
Tentunya, kandidat senyawa tersebut harus melewati pembuktian melalui uji in vivo, in vitro, hingga uji klinis.
Baca juga: Unpad Buka Layanan Pengambilan Jas Almamater Mahasiswa Baru
"Dari pendekatan ini kita dapat menemukan potensi atau khasiat suatu tanaman yang tadinya tidak pernah terpikirkan (daun kemuning untuk obesitas). Dengan demikian, biodiversitas Indonesia yang luar biasa ini dapat dieksplorasi dengan baik," tukas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.