Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Jathilan dan Tari Piriang, Ikon Prangko 2021

Kompas.com - 31/08/2021, 18:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada tahun ini terlibat dalam penerbitan prangko Seri Tarian Tradisional Indonesia.

Seri ini, diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui proses yang panjang. 

Dalam prosesnya, kedua belah pihak sepakat memilih tari jathilan dari Yogyakarta dan tari piriang suluah dari Sumatera Barat sebagai perwakilan kekayaan budaya akan tarian Indonesia sebagai dua tarian tradisional dalam seri prangko kwartal I tahun 2021.

Baca juga: Sudah Ada sejak Zaman Hindu Buddha, Ini Sejarah Jamu Gendong

Pemilihan kedua tarian tersebut dianggap dapat mewakili khazanah, keunikan dan keragaman budaya yang tersebar di Indonesia.

Terlebih, Tari Jathilan dari Yogyakarta dan Tari Piriang dari Sumatra Barat telah ditetapkan dalam Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid berharap kedua prangko tersebut dapat menjadi pilihan koleksi bagi filatelis Indonesia maupun dunia.

Penerbitan prangko ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk perlindungan dan pelestarian kebudayaan Indonesia, termasuk mengenalkan Warisan Budaya Takbenda Indonesia kepada masyarakat luas sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Oleh karena itu sudah sepantasnya jika kekayaan budaya ini kita apresiasi dan kita sampaikan ke masyarakat luas mengingat begitu banyak kearifan yang terkandung di dalamnya. Melalui sarana prangko, kami berharap masyarakat dapat mengenal lebih jauh lagi serta menjaga kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia,” ucap Hilmar dilansir dari laman Ditjen Kebudayaan.

Sementara, langkah ini sendiri mendapat apresiasi besar dari dua sosok seniman pelestari tari jathilan dan tari piriang suluah.

Baca juga: Mendikbud Nadiem soal Pengganti UN 2021: Tidak Perlu Bimbel Khusus

Salah satunya, Ketua Sanggar Seni Aguang, Imam Munandar. Menurutnya hal itu bagian dari apresiasi dan sebagai bentuk motivasi penggiat tradisi Piriang Suluah untuk mempertahankan dan melestarikan budaya dan tradisi yang saat ini sudah mulai hilang ditelan zaman.

Hal senada juga diungkapkan Farel Danang, perwakilan Sanggar Nareswari Aji. “Kehadiran tari Jathilan Yogyakarta melalui prangko ini merefleksikan kemajuan peradaban kearifan lokal,” tambahnya.

Apa itu Tari Jathilan?

Tari jathilan Yogyakarta merupakan salah satu jenis kesenian berupa tarian yang tertua di Jawa, yang hidup dan tumbuh berkembang pada komunitas masyarakat pedesaan.

Tarian ini terinspirasi dari kegagahan pasukan berkuda Mataram. Sedangkan Tari Piriang Suluah dilakukan sebagai ritual mengucapkan rasa syukur masyarakat kepada Sang Maha Pencipta atas hasil panen.

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id Kesenian jathilan yang merupakan cikal-bakal tari kuda lumping tentu sangat berbeda dengan tarian yang ada sekarang. Perbedaan tersebut tampak antara lain pada alat musik, bentuk kuda, busana penari dan sebagainya

Disebut juga jaran kepang karena tarian ini mempergunakan alat peraga berupa jaranan (kuda-kudaan) yang bahannya terbuat dari kepang (bambu yang dianyam).

Baca juga: Wings Group Buka 12 Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com