Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Masyarakat Nekat Mudik Lebaran, Ini Penjelasan Dosen Unpad

Kompas.com - 17/05/2021, 17:50 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perayaan Idul Fitri 2021 masih dilakukan dalam kondisi pandemi Covid-19. Masyarakat di perantauan diimbau pemerintah agar tidak mudik ke kampung halamannya.

Alasan utama kebijakan pemerintah ini untuk mencegah penyebaran virus corona di Indonesia. Hanya saja, meski dilarang, masyarakat tetap nekat mudik. Padahal sudah ada aturan tegas soal larangan mudik Lebaran mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021.

Lika-liku pemudik yang menerobos pos penyekatan pun ditemukan di beberapa titik.

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Unpad), Ahmad Buchari, salah satu penyebab masyarakat tetap nekat mudik Lebaran karena faktor kejenuhan yang dirasakan.

Baca juga: Unpad Sediakan Beasiswa S2 dan S3, Simak Informasinya

Penyebab masyarakat tetap nekat mudik

Hal ini menjadi salah satu alasan masyarakat nekat mudik Lebaran.

"Selama kurang lebih setahun masyarakat berupaya beradaptasi dengan Covid-19," kata alumnus Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) seperti dikutip dari laman Kagama.co, Senin (17/5/2021).

Ahmad Buchari menerangkan, Idul Fitri tahun 2020 dan 2021 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang sama, yakni dilarang mudik saat Lebaran.

"Sangat bisa banyaknya warga nekad mudik tahun ini, karena jenuh tahun kemarin dilarang mudik. Jadi tahun ini memilih untuk nekat mudik," tuturnya.

Baca juga: Agar WhatsApp Tak Habiskan Memori HP ala Institut Teknologi Batam

Rindu kampung halaman

Selain itu, lanjut Ahmad Buchari, masyarakat di tanah rantau tentunya juga mengalami kerinduan terhadap sanak keluarga di kampung halaman.

Apalagi di Indonesia, mudik sudah menjadi tradisi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar.

"Sehingga agak sulit untuk dibendung walaupun pemerintah sudah mengeluarkan aturan larangan mudik," kata Buchari.

Bahkan Ahmad Buchari menyaksikan sendiri fenomena mudik ini di kampung halamannya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Menjelang Idul Fitri beberapa waktu lalu, banyak kendaraan dipaksa putar balik lantaran nekat mudik.

Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Rincian Biaya Kuliah Institut Teknologi Sumatera

Kepala Pusat Studi Desentralisasi dan Pembangunan Partisipasif Fisip Unpad ini juga menilai, sikap inkonsisten pemerintah pun menjadi trigger masyarakat nekat mudik di tahun ini.

"Seperti, saat pemerintah melarang masyarakat mudik. Tetapi membuka destinasi wisata," beber Ahmad Buchari.

Pemerintah dinilai tidak konsisten

Selain itu, di tengah adanya larangan mudik tetapi warga negara asing masih bisa bebas keluar masuk wilayah Indonesia.

"Dari aspek aturan pemerintah dinilai inkonsisten," tandasnya.

Sebelum diterbitkannya dan diterapkannya aturan larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021, banyak berita soal diperbolehkan mudik sebelum aturan larangan mudik diterapkan.

Baca juga: Dosen Unpar Ajak Siswa Pahami Risiko Gunakan Media Sosial

Banyaknya perbedaan kebijakan mudik lokal atau aglomerasi pun turut andil membuat warga nekat mudik.

"Kalau saya lihat, pemerintah itu seolah-olah boleh mudik, tidak boleh mudik. Jadi buat bingung masyarakat," pungkas Ahmad Buchari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com