“Ingin lebih bersyukur apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita,” kata Dahlia yang juga aktif sebagai fasilitator Tanoto Foundation.
Baca juga: Kisah Hikmat Guru Difabel Semangati Siswa Kejar Mimpi
Meskipun ada kanker ganas yang menggerogotinya, namun terobosan yang dilakukan Dahlia selama pandemi patut diacungi jempol. Satu diantara programnya adalah melihat dari dekat proses belajar dari rumah.
Ia ingin memastikan proses pembelajaran dari rumah berjalan, bukan hanya mendapatkan laporan dari guru saja.
“Bisa jadi obat juga buat saya, kalau dekat rumah bisa jalan kaki, yang penting tetap gunakan masker, jaga jarak, dan selalu bawa hand sanitizer,” tandasnya.
Pandemi mengubah segalanya, termasuk dunia pendidikan. Dulu tatap muka, kini tatap maya.
Sebagai kepala madrasah, salah satu yang ia lakukan adalah memastikan belajar dari rumah berjalan.
Dahlia masih tetap semangat untuk mengunjungi rumah siswa untuk melihat anak didampingi orangtuanya belajar dari rumah, meskipun kini di dalam tubuhnya terdapak kanker ganas.
“Ada kepuasan tersendiri, saya acak dalam mengunjungi, jadi tidak semua siswa saya kunjungi, saya ingin mendapatkan masukan dari orangtua siswa,” katanya.
Ia meyakini bahwa peran orangtua sangat dibutuhkan saat pandemi.
Terutama saat anaknya belajar dari rumah, agar antara guru dan orangtua sama-sama mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berlangsung.
"Senang, karena bisa melupakan sakit yang saya derita, tentu saya menerapkan prokes juga," katanya.
Seperti yang ia lakukan pada Senin lalu, ketika mengunjungi rumah pak Muhammad, orangtua dari siswi yang bernama Aulia Izzatunnisa (8), siswi kelas II.
Pada kesempatan tersebut Dahlia melihat secara langsung proses belajar Aulia dari rumah, melihat bagaimana ia didampingi orangtuanya.
Mulai dari mempersiapkan alat tulis, media, hingga mendampingi Aulia belajar secara telaten.